Hingga Saat Ini, Penjualan Bersih Unilever Capai Rp 10,8 Triliun

Oleh : Ridwan | Kamis, 22 Juni 2017 - 10:37 WIB

INDUSTRY.co.id - Tangerang, Kuartal pertama tahun 2017, Unilever Indonesia mencatatkan kenaikan pertumbuhan penjualan sebesar 8,6 persen. kenaikan tersebut dikarenakan harga bahan baku yang realtif stabil dan nilai tukar rupiah terhadap dolar tidak mengalami inflasi yang signifikan.

Hal ini disampaikan oleh Governance and  Corporate Affairs Director PT Unilever Indonesia, Sancoyo Antarikso seusai acara peresmian kantor pusat baru PT Unilever Indonesia di BSD City, Tangerang, Banten (21/6/2017).

"Ada berbagai faktor yang mempengaruhi pertumbuhan penjualan perusahaan salah satunya adalah harga gula merah yang realtif stabil, artinya ongkos produksi untuk kecap menjadi turun. Untuk itu, kami akan lebih berbenah lagi demi kelancaran distribusi bahan baku," ungkap Sancoyo Antarikso.

Selain itu, lanjut Sancoyo, kenaikan penjualan ini juga disebabkan oleh strategi perusahaan yang bisa mempertahankan profitabilitasnya. "Saat ini perhitungan laba bersih kami naik 24,9 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu," terangnya.

Menurutnya, momentum bulan puasa dan Lebaran menjadi salah satu pendorong pertumbuhan pada kuartal kedua tahun 2017. "Dengan adanya gaji ke-13 yang diterima PNS, TNI dan Polri serta tunjangan hari raya (THR), diharapkan ada kenaikan yang signifikan. Namun saya belum bisa memberikan gambaran jelas kenaikannya," ucap Sancoyo.

Sekedar Informasi, sampai saat ini penjualan bersih Unilever Indonesia mencapai Rp10,8 triliun, angka tersebut disumbang oleh penjualan segmen home and care yang naik 6,7 persen dan sektor food and refreshment naik sebesar 13,1 persen.

Seperti diketahui, Unilever Indonesia telah menorehkan sejarah panjang di Indonesia sejak tahun 1993, dan sudah memiliki sembilan pabrik di Indonesia yang 99 persen peroduknya diproduksi di Indonesia. Saat ini Unilever telah menjadi salah satu perusahaan fast moving consumer goods terdepan di pasar Indonesia.

Sancoyo manambahkan, perusahaan akan segera merealisasikan ekspansi bisnis dengan dana investasi mencapai USD 500 juta sampai tahun 2020. Dana tersebut akan digunakan untuk menambah kapasitas produksi pabrik di berbagai kota di Indonesia. "Hal tersebut sebagai langkah perusahaan untuk mengembangkan berbgai lini produksinya terutama sektor hulu, hal ini guna meraih ongkos produksi yang lebih efisien," pungkasnya.