RI-Australia Jajaki Kerjasama 5 Proyek PINA Senilai US$ 10,85 Miliar

Oleh : Ridwan | Selasa, 20 Juni 2017 - 11:13 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Pemerintah Indonesia saat ini sedang menjajaki peluang kerjasama investasi lima proyek Pembiayaan Investasi Non Anggaran Pemerintah (PINA) dengan Australia.

Hal ini disampaikan oleh Menteri PPN  atau Kepala Bappenas seusai bertemu dengan beberapa investor Australia di sela acara Investor Forum yang diselenggarakan oleh Australia Indonesia Business Council. di Perth, Australia (19/6/2017).

Kelima proyek lima PINA tersebut adalah pertama, proyek pembangunan jalan tol Trans-Jawa dengan total panjang 760km. kedua, proyek jalan tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi sepanjang 98km. Ketiga, Bandara Internasional Kertajati Jawa Barat tahap I. Keempat, PLTU Meulaboh, Aceh, berkapasitas 2x200 MW. Kelima, pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) Tambak Lorok, Jawa Tengah dengan kapasitas 700 MW.

"Total kebutuhan investasi untuk kelima proyek tersebut adalah sebesar USD 10,85 miliar," ungkap Menteri PPN atau Kepala Bappenas, Bambang Broedjonegoro melalui keterangan tertulisnya Jakarta, senin malam (19/6/2017).

Ia menambahkan, pemerintah telah memutuskan proyek PLTGU menggunakan skema PINA, dimana kebutuhan investasinya mencapai Rp6 triliun . keberadaan PLTGU Tambak Lorok sangat vital untuk menambah pasokan listrik Jawa-Bali. "sudah ada investor Australia yang tertarik untuk investasi di proyek PLTGU Tambak Lorok," ucapnya.

Menurutnya, PLTGU Tambak Lorok merupakan bagian dari rencana usaha penyedia tenaga listrik (RUPTL) PLN 2016-2025 dan juga bertujuan untuk mendukung terealisasinya proyek 35 ribu MW.

Pada kesempatan yang sama, bambang juga menawarkan potensi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Labuan Bajo. KEK Labuan Bajo membutuhkan total investasi senilai USD 140 juta untuk pengembangan infrastruktur jalan, bandar udara Komodo, pelabuhan Labuan Bajo, dengan target kunjungan 71 ribu turis domestik maupaun mancanegara.

Dalam Investor Forum, Bambang juga melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Pertambangan dan Perminyakan, Perdagangan, dan Hubungan Industri Australia, William (Bill) Johnston.

"Dalam pertemuan itu, kami membahas peluang kerjasama ekonomi dan investasi kedua negara," pungkasnya.