Wow Dahsyat! Harga Rumah Meroket 11%, Tertinggi Sejak 2004

Oleh : Ridwan | Rabu, 13 April 2022 - 11:30 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Knight Frank Global baru saja merilis Global Residential Cities Index untuk periode kuartal IV - 2021 yang mencatat pertumbuhan harga residensial di berbagai perkotaan dunia.

Indeks tersebut menyebutkan bahwa rerata pertumbuhan harga tahunan di sejumlah 150 kota di dunia pada kuartal IV - 2021 tercatat tumbuh sebesar 11%. Angka tersebut bahkan tercatat sebagai yang tertinggi semenjak kuartal IV tahun 2004, atau yang tertinggi selama 18 tahun kebelakang.

Amerika memiliki rerata pertumbuhan harga tertinggi di 15%, diikuti oleh Eropa, Timur Tengah, dan Afrika (EMEA) yang tercatat memiliki rerata pertumbuhan hingga 11%. Sementara itu, kawasan Asia Pasifik tercatat memiliki angka pertumbuhan di kisaran 9%.

Head of International Residential Research, Knight Frank Kate Everett-Allen mengatakan, situasi lockdown yang berlarut menyebabkan warga Amerika Serikat berhasil menabung secara
signifikan, diikuti juga dengan adanya peningkatan nilai ekuitas dari aset rumah yang mereka miliki.

"Kekayaan lebih tersebut akhirnya digunakan untuk merenovasi rumah yang ditinggali ataupun untuk membeli properti kembali," katanya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Rabu (13/4).

Global Residential Cities Index periode Q4-2021 juga mencatat bahwa Istanbul memiliki angka pertumbuhan harga residential tertinggi di dunia sebesar 63,2% selama satu tahun terakhir.
Sementara itu, Kuala Lumpur direkam mengalami penurunan tertinggi sebesar -5,7% dimana setidaknya terdapat 10 kota yang tercatat mengalami penurunan harga residensial selama 2021.

Sedangkan, Jakarta tercatat sebagai salah satu negara yang memiliki pertumbuhan harga residensial positif di 1,4% pada kuartal IV - 2021. Hal ini juga seiring dengan indeks dari Bank
Indonesia dimana pada data akhir tahun 2021 yang menyatakan indeks pertumbuhan perumahan Jakarta berada di angka 1,42%.

Bank Indonesia juga menyatakan bahwa, indeks harga residential Jakarta di kuartal I - 2022 mengalami kontraksi, atau berada di angka 1,04%. Kondisi ini juga tercermin dari performa pertumbuhan harga residential di Indonesia.

"Ditopang oleh suku bunga kredit pinjaman yang rendah dan tahan inflasi, kinerja sektor perumahan diperkirakan masih positif sepanjang 2022 meskipun pertumbuhan harga terbatas karena pengembang cenderung menahan kenaikan harga sembari menghabiskan stok rumah siap huni dan insentif (PPN DTP) properti," kata Senior Research Advisor, Knight Frank Indonesia Syarifah Syaukat.