Groundbreaking Proyek Hilirisasi Batu Bara Jadi DME, Jokowi Blak-blakan Ungkap Ada Pihak yang Nyaman dengan Impor

Oleh : Ridwan | Senin, 24 Januari 2022 - 14:10 WIB

INDUSTRY.co.id - Muara Enim - Presiden Joko Widodo melakukan peletakan batu pertama atau groundbreaking proyek hilirisasi batu bara menjadi Dimetil Eter atau (DME) di Kabupaten Muara Enim, Provinsi Sumatera Selatan, Senin 24 Januari 2022.

Dalam kesempatan tersebut, Jokowi mengungkapkan bahwa ada pihak yang nyaman dengan impor padahal negara dan rakyat dirugikan.

“Tapi memang kita ini sudah berpuluh-puluh tahun nyaman dengan impor, ada yang nyaman dengan impor. Memang duduk di zona nyaman tuh paling enak. Udah rutinitas terus impor, impor, impor, enggak berpikir bahwa negara itu di rugikan. Rakyat dirugikan karena tidak terbuka lapangan pekerjaan," kata Jokowi.

Menurut Jokowi, dengan adanya proyek ini, dapat menyerap banyak tenaga kerja. Ada sekitar 11 ribu sampai 12 ribu lapangan pekerjaan yang tersedia apabila proyek ini berjalan nantinya.

"Kalau ada 5 Investasi seperti yang ada di hadapan kita ini, 70.000 lapangan pekerjaan akan tercipta. Itu yang langsung. yang tidak langsung biasanya dua sampai tiga kali lipat,” tambahnya.

"Inilah kenapa saya ikuti terus, saya kejar terus, tadi juga sebelum masuk ke sini saya kumpulkan semua yang berkaitan dengan ini, untuk memastikan bahwa ini selesai sesuai yang disampaikan oleh Air Products dan juga tadi Menteri Investasi 30 bulan, jangan ada undur-undur lagi,” tambahnya.

Apalagi, lanjut Presiden, jika proyek hilirisasi batu bara menjadi dimetil eter sudah berproduksi bisa mengurangi subsidi dari APBN Rp7 triliun kurang lebih.

“Kalau semua elpiji nanti distop dan semuanya pindah ke DME, duit yang gede sekali Rp60-Rp70 triliun itu akan bisa dikurangi subsidinya dari APBN. Ini yang terus kita kejar,” ujarnya.

“Selain kita bisa memperbaiki neraca perdagangan kita karena enggak impor, kita bisa memperbaiki neraca transaksi berjalan kita karena kita enggak impor,” tambah Presiden Jokowi.

Sebab, kata Presiden, impor elpiji Indonesia sangat besar atau mencapai Rp80 Triliun dari kebutuhan ratusan triliun.

“Rp80 triliun itu pun juga harus disubsidi untuk sampai ke masyarakat karena harganya sudah sangat tinggi sekali, subsidinya antara Rp60 sampai Rp70 triliun. Pertanyaan saya apakah ini mau kita terus terus kan?” kata Presiden.

“Yang untung negara lain, yang terbuka lapangan pekerjaan juga di negara lain, padahal kita memiliki bahan bakunya kita memiliki raw materialnya, yaitu batubara yang diubah menjadi DME,” tambahnya.

Jokowi tak mau proyek ini molor atau selesai lebih lama dari waktu yang telah ditetapkan. "Jangan ada mundur-mundur lagi, dan kita harapkan nanti setelah di sini selesai, dimulai lagi di tempat lain," kata Jokowi

Saat ini hilirisaai batu bara menjadi DME ini hanya bisa menyediakan untuk kebutuhan Sumatera Selatan dan sekitarnya saja. Diperkirakan jumlahnya untuk kurang lebih 6 jutaan kepala keluarga.

"Karena kita memiliki deposit batu bara yang jauh dari cukup kalau hanya untuk urusan DME, ini sangat kecil sekali," ujar Jokowi.