Investasi pada SMK Pusat Keunggulan, Ini Untungnya bagi Industri

Oleh : kormen barus | Senin, 27 Desember 2021 - 20:51 WIB

INDUSTRY.co.id, Jakarta – Pendaftaran Program SMK Pusat Keunggulan (SMK PK) yang diinisiasi oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) untuk tahun 2022 telah dibuka sampai dengan tanggal 14 Januari 2022. 

Program yang berjalan sejak tahun 2020 tersebut terus melakukan terobosan dalam mewujudkan keselarasan antara pendidikan vokasi dengan dunia usaha dunia industri (DUDI). Kali ini, pembaruan yang dilakukan adalah menambahkan Skema Pemadanan Dukungan (matching support scheme) untuk menggaet komitmen nyata dari mitra industri.

Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Wikan Sakarinto menegaskan bahwa dengan SMK PK Skema Pemadanan Dukungan, kolaborasi antara pendidikan vokasi dan DUDI akan semakin kuat. Industri, diharapkan bisa terlibat secara lebih nyata dan lebih intensif. Dalam hal ini, industri juga akan merasakan secara langsung manfaat dari adanya kemitraan dengan pendidikan vokasi.

Skema Pemadanan Dukungan, ucap Dirjen Wikan, bertujuan meningkatkan kolaborasi yang terukur nyata dengan dunia kerja dalam membangun SMK berkualitas sehingga menjadi mercusuar kinerja dan pusat belajar SMK lainnya. Industri akan turut berinvestasi dalam pengembangan teaching factory yang aktif menjadi pusat pembelajaran sekaligus melakukan produksi untuk menjadi bagian dalam proses bisnis industri. 

“Ini mendorong SMK peserta program SMK PK dengan teaching factory yang aktif, menjadi pusat pembelajaran SMK lain, dan menghasilkan lulusan yang terserap dan diapresiasi baik oleh dunia kerja. Selain itu, industri juga akan ikut berkontribusi memberikan anggaran pada program SMK PK,” tutur Dirjen Wikan.

Ia menyebut, dengan industri ikut menggelontorkan anggaran lebih besar kepada sekolah peserta SMK PK, maka akan dapat mendorong SMK tersebut untuk lebih mengembangkan praktik-praktik sehingga nantinya mampu masuk ke dalam lini produksi industri. Bahkan, karena sudah merasa ikut memiliki teaching factory melalui program SMK PK, industri juga bisa menentukan alat-alat yang digunakan. Hal ini tentu memberikan keuntungan bagi industri dalam efektivitas serta efisiensi produksi.

“Selain dari sisi lini produksi, industri juga akan mendapatkan SDM yang siap kerja. Keterlibatan dan intervensi industri dari proses pembelajaran akan menghasilkan calon lulusan yang sudah sesuai kebutuhan sehingga nanti pada saat perekrutan kompetensinya sudah match, industri tidak perlu melakukan training karena sudah dilakukan selama sekolah melalui SMK PK,” jelasnya.

Selama ini kemitraan antara SMK dengan DUDI sendiri sudah banyak terjalin, namun sebagian besar berbentuk tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR). Dirjen Wikan menyebut, misi dari SMK PK Skema Pemadanan Dukungan adalah meningkatkan level kemitraan menjadi pola partnership yang saling menguntungkan (mutual benefit).

“Kami (Pemerintah) juga akan membantu untuk mencari industri pada program ini, yaitu menyelenggarakan beberapa kali sesi dengan mengundang industri untuk meyakinkan mereka. Kami akan kumpulkan SMK PK yang mindset dan leadership dari Kepala SMK-nya sudah bagus, link and match dengan kerja juga sudah bagus, 8+i, teaching factory, dan guru-gurunya sudah tersertifikasi, nanti akan kami kumpulkan,” tandasnya.

Plt. Direktur Mitras DUDI Kemendikbudristek Saryadi mengutarakan, kolaborasi SMK yang pada dasarnya menyiapkan lulusan untuk pekerjaan dengan DUDI adalah sebuah keniscayaan. Untuk membangun kemitraan yang efektif, perlu dilakukan dengan asas saling memberi antara kedua pihak.

“Untuk membangun kemitraan yang efektif kita harus membangun kepercayaan dengan pihak DUDI. Kalau industri mau terlibat dalam proses bisnis di SMK, maka sudah menjadi kewajiban SMK mengoptimalkan seluruh potensi dan SDM guna membangun kepercayaan DUDI,” ucapnya.

Tidak hanya itu, SMK juga harus mampu menunjukkan atribut-atribut positif yang berkaitan dengan komitmen, kualitas pelayanan, kultur, serta kepemimpinan (leadership) untuk meyakinkan industri agar mau dan terlibat menghasilkan SDM berkualitas.

Terkait dengan skema pemadanan dukungan yang dilakukan industri pada SMK PK, tambah Saryadi, pihaknya telah mendapatkan beberapa konfirmasi dan komitmen dari DUDI yang siap untuk mendukung SMK PK. Kendati demikian, industri sendiri sangat selektif dalam memilih sekolah peserta SMK PK mitra lantaran mereka ingin investasi yang dilakukan memberikan nilai tambah dalam produktivitasnya.

“Kami (Pemerintah) akan memberikan dukungan untuk mewujudkan kemitraan yang mendalam dan menyeluruh dengan DUDI melalui berbagai kegiatan, penyampaian informasi, komunikasi, dan advokasi. Dengan skema ini, gotong royong yang akan dibangun bisa memajukan SMK dan juga sekaligus vokasi kuat menguatkan Indonesia,” pungkas Saryadi.