Awal Pekan, Harga Minyak Terpantau Merosot Terbebani Potensi Pasokan Berlebih di Tengah Ancaman Omicron

Oleh : Hariyanto | Senin, 20 Desember 2021 - 19:20 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Mengawali pekan Senin ini, harga minyak terpantau bergerak bearish dibebani oleh potensi pasokan berlebih di tengah ancaman pembatasan dan penguncian baru yang dipicu oleh penyebaran varian Omicron.

Pihak administrasi Biden berencana melanjutkan rencana pelepasan minyak mentah dari cadangan darurat untuk putaran kedua dengan total sebanyak 18 juta barel minyak mentah yang akan dilepas melalui tender dengan tanggal jatuh tempo 4 Januari dan pengiriman dimulai dari 1 Februari hingga 31 Maret, ungkap pernyataan resmi dari Departemen Energi AS pada hari Minggu (19/12/2021).

"Pernyataan tersebut memicu kekhawatiran akan terjadinya pasokan berlebih di pasar, terlebih dengan adanya penerapan kembali pembatasan baru di berbagai negara untukbmenekan penyebaran varian Omicron," kata Girta Yoga, Research & Development Indonesia Commodity & Derivatives Exchange (ICDX) yang dikutip INDUSTRY.co.id, Senin (20/12/2021).

Sinyal tambahan pasokan juga datang dari Libya yang mempertimbangkan untuk membuat kontrak dengan perusahaan minyak swasta, dimana melalui kontrak itu akan ada pemberian bonus bagi perusahaan yang memenuhi target serta penalti bagi yang tidak memenuhi, ungkap pernyataan dari Menteri Perminyakan Mohamed Oun pada hari Minggu.

"Langkah tersebut merupakan upaya Libya untuk menyesuaikan dengan target kuota produksi yang ditetapkan oleh OPEC, yaitu meningkatkan produksi menjadi 1,4 juta barel per hari pada pertengahan 2022," imbuh Girta.

Oun juga menambahkan jika output minyak Libya saat ini telah mencapai 1,25 juta hingga 1,3 juta bph, dimana untuk rencana mencapai 2,1 juta bph dalam 2 atau 3 tahun mendatang masih menunggu hasil pemilihan presiden baru yang akan dilakukan pada 24 Desember nanti.

Sementara itu, aksi penguncian dan pembatasan baru terlihat di sejumlah negara Eropa dan AS seiring dengan melonjaknya kasus Covid-19 menjelang berlangsungnya musim dingin.

Belanda menerapkan kembali penguncian pada hari Minggu dan kemungkinan akan memberlakukan lebih banyak pembatasan saat liburan Natal dan Tahun Baru. Jerman dan Prancis membatasi perjalanan masuk ke negara tersebut.

Inggris mempertimbangkan untuk melakukan penguncian selama dua minggu. Di AS, penasihat medis Gedung Putih Dr. Anthony Fauci mendesak penggunaan masker di tempat umum serta telah mendapat suntikan booster bagi yang ingin bepergian.

Melihat dari sudut pandang teknis, harga minyak akan berada dalam kisaran Resistance di Rp1.015.000 hingga Rp1.035.000 per barel serta kisaran Support di Rp980000 hingga Rp 960.000 per barel.