Gegara Omicron, Sektor Pariwisata dan Safari di Afrika Selatan Mengalami Kekacauan

Oleh : Chodijah Febriyani | Kamis, 09 Desember 2021 - 10:25 WIB

INDUSTRY.co.id - Setelah varian terbaru dari Covid-19, Omicron ditemukan di Afrika, semua negara di seluruh dunia mulai memberlakukan pembatasan perjalanan di Afrika Selatan. Larangan perjalanan baru-baru ini telah membuat industri pariwisata menjadi kacau. 

Hal ini pun juga berdampak kepada semua tujuan perjalanan internasional dari India dan Amerika Serikat ke Australia dan Inggris. Meskipun situasinya serius, para ahli masih merasa bahwa larangan perjalanan tidak diperlukan. 

Dilansir dari laman Times of India, industri pariwisata di Afrika Selatan menyumbang sekitar 3 persen dari PDB. Tetapi larangan perjalanan baru telah menciptakan masalah besar, mengingat ini adalah waktu pemulihan untuk sektor pariwisata yang sudah berjuang.

Hal ini juga berdampak pada sektor wisata safari benua Afrika. Larangan perjalanan baru-baru ini di Afrika Selatan dan negara-negara tetangga telah sangat menghambat bisnis wisata safari negara itu. Negara ini sudah terpukul oleh pandemi tetapi sekarang dengan penemuan Omicron, hal-hal terlihat lebih suram.

Pada 2020, industri pariwisata Afrika Selatan mengalami penurunan lebih dari 70 persen wisatawan asing karena pandemi. Sementara pada 2019, sekitar 15 juta wisatawan mengunjungi negara itu tetapi pada 2020, jumlahnya turun menjadi kurang dari 5 juta. 

Hal-hal menjadi lebih baik bagi operator safari di tengah musim liburan dan rencana tahun baru tetapi kemudian Omicron terjadi dan menciptakan kekacauan.

Di Afrika Selatan, 4,7 persen tenaga kerja terlibat dalam bisnis pariwisata dan safari. Inggris, yang kebetulan menjadi salah satu sumber wisatawan terbesar ke Afrika Selatan, menghapus pembatasan perjalanannya ke negara-negara Afrika pada Oktober.