Kiat Membangun Brand Usaha di Era Digitalisasi

Oleh : Chodijah Febriyani | Sabtu, 04 Desember 2021 - 16:45 WIB

INDUSTRY.co.id - Bagi para pemula usaha penting untuk mengenal soal branding. Juga ada pelaku usaha yang sedang merasa stuck akan kemajuan usahanya. Tim Hendrawan, creative director mengatakan, kemungkinan para pelaku usaha itu membutuhkan logo baru atau harus menemukan identitas baru.

Masuk ke perkembangan digital yang pergerakannya sangat cepat. Apalagi adanya pandemi Covid semua harus sampai cepat dan responsif dalam merasakan perubahan yang ada. Dulu perusahaan melakukan perencanaan 5 sampai 10 tahun ke depan tetapi sekarang semua dituntut untuk serba adaptif. 

Misalnya besok akan diberlakukan pembatasan sosial di masyarakat. Kita bisa cepat beradaptasi, para pelaku usaha harus adaptif terhadap apapun yang terjadi.

Apa pentingnya branding? zaman sekarang logo dan brand sangat penting karena kita tahu masyarakat itu selalu disuguhkan dengan logo-logo apapun yang kita gunakan ataupun kita konsumsi. 

"Kalau dulu kita minum es cendol di abang keliling tidak ada brand-nya. Tapi sekarang, kita buka GoFood kalau ada brand-nya pasti jauh lebih menarik dibanding dengan yang tidak bermerek. Kebanyakan akan memilih yang sudah ada brand, jika membuat apapun itu dengan packaging yang bagus juga pasti akan dipilih dibanding yang tidak ada sama sekali. Konsumen akan mempunyai kepercayaan lebih terhadap sesuatu yang sudah mempunyai brand dan juga kemasan yang menarik," ungkapnya dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, melalui siaran pers yang diterima Industry.co.id.

Brand adalah suatu hal yang terlihat dan tidak terlihat yang akan mempengaruhi audiens atau konsumen. Jadi mereka akan terhipnotis hanya dengan melihat brand-nya. Kemudian juga ada tagline yang menyatu dengan brand dan menjadi ciri khas dari produk tersebut misalnya 'mulai saja dulu' itu sebuah tagline dari salah satu marketplace lokal terkenal. 

Tim memberikan kiat-kiat bagaimana untuk membangun brand yaitu menjelaskan apa yang kita ingin berikan kepada konsumen kita. Setelah membuat produk yang bagus kita juga harus mempromosikannya memasarkannya dengan baik dan juga kreatif dalam menceritakan sesuatu mengenai produk kita.

"Di era media sosial saat ini cerita itu sangat penting bagaimana kita bisa mengungkapkan bukan hanya sekadar menjual tetapi bisa membangun cita-cita di baliknya. Misalnya kita memiliki usaha yang melibatkan banyak pekerja wanita di suatu daerah, kita bisa menceritakan, bagaimana perjuangan para pekerja perempuan itu untuk bisa bertahan hidup atau cerita-cerita lainnya seputar produk kita misalnya menggunakan bahan alami dan juga menjaga lingkungan atau ramah lingkungan," jelasnya.

Harus konsisten untuk mem-posting dan juga mengenai tema atau yang kita bagikan kepada audiens di setiap media sosial yang kita miliki. Visi misi dalam produk kita juga harus sama, misalnya membantu pekerja perempuan berarti di dalam postingan kita atau dalam sehari-hari juga harus bisa memperjuangkan hak-hak perempuan lainnya. 

"Jika usaha kita mengenai ramah lingkungan, kita harus terus mengampanyekan soal tidak menggunakan plastik sekali pakai dan lain sebagainya. Terakhir bagaimana membangun brand itu adalah mencoba dan mulai dari sekarang jangan sampai telat dan juga ide harus diaplikasikan bukan hanya sekadar wacana,"  pungkasnya.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 - untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Jumat (03/12/2021) juga menghadirkan pembicara, Tetty Kadi (Aktris Senior), Ismail Tajiri (Ketua RTIK Kabupaten Sukabumi), Bambang Iman Santoso (CEO Neuronesia Learning Center), dan Tanisha Zharfa sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 - untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.