Membangun Kompetensi Anak di Era Digital

Oleh : Chodijah Febriyani | Sabtu, 13 November 2021 - 17:10 WIB

INDUSTRY.co.id - Transformasi digital abad ke-21 memgharuskan anak yang lahir di era ini memiliki kompetensi lebih untuk menghadapi tantangan perubahan dunia di masa mendatang. Namun tentunya, berbeda dengan orangtua yang lahir pada era milenial, generasi Z dan anak-anak yang lahir di era sekarang sudah lebih familiar dengan teknologi dan penggunaan internet.

“Generasi Z yang lahir setelah generasi milenial, disebut juga iGeneration atau generasi internet. Karena berbeda generasi dengan orangtuanya, mendidik anak yang sudah akrab teknologi sejak lahir sangat berbeda dengan orangtua zaman dulu,” kata Mardiana R.L Vice Principal Kinderhouse Pre-School saat webinar Literasi Digital wilayah Kota Depok, Jawa Barat I, melalui siaran pers yang diterima Industry.co.id.

Dia mengatakan, transformasi digital di bidang pendidikan terjadi mulai dari cara belajar offline ke online, lalu penggunaan buku manual menjadi e-book. Dulu bila murid mengumpulkan tugas dari buku, sekarang dengan pembelajaran online tinggal di submit menggunakan teknologi internet. Dengan perubahan tersebut, pendidik akhirnya harus mampu mengikuti perkembangan teknologi, oleh karena itu perlu mengubah metode pembelajaran dari content based learning menjadi outcome based education.

“Misalnya murid hanya bersikap pasif kini menjadi aktif, penilaian kepada murid sebelumnya hanya berdasarkan tugas-tugas namun menjadi penilaian yang berkelanjutan tak hanya dari tugas. Sebelumnya bila belajar hanya berupa hafalan, sekarang berubah menjadi critical thinking,” katanya lagi.

Di samping itu metode pengajaran yang berubah, menurut Mardiana skills atau kemampuan murid pun ikut berkembang di abad ke-21. Berkaitan dengan pondasi literasi, kompetensi dan kualitas karakter murid ada tugas pendidik untuk menanamkan kepada peserta didik agar memiliki literasi digital supaya mereka dapat belajar mandiri. 

"Sehingga murid-murid dapat mendalami pengetahuan sesuai dengan bakat talenta. Adapun sistem pembelajaran kini pun mengacu agar murid yang dapat berkreasi dan bisa memenuhi kebutuhan masyarakat kita. Jadi di era ini pendidik harus menciptakan anak-anak yang berinovasi," tukasnya.

Webinar Literasi Digital di Kota Depok, Jawa Barat I, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. 

Hadir pula narasumber seperti Dino Hamid, Ketua Asosiasi Promotor Musik Indonesia, Vivi Andriani, Marcom Manager Bumbubumbuku, Elfira Fitri, Manager External Student Affairs Universitas Multimedia Nusantara, dan Tabitha Purba, seorang Digital Creator. 

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.