Wilmar Kembangkan Panduan Praktis Pengelolaan Kawasan Konservasi dan Keterlibatan Masyarakat untuk Konservasi

Oleh : Herry Barus | Rabu, 03 November 2021 - 17:05 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta– Wilmar International Limited (Wilmar) mengembangkan Panduan (Manual) yang komprehensif untuk pemasoknya dalam mengelola kawasan konservasi dan pelibatan masyarakat. Panduan yang berjudul “Panduan Praktik Pengelolaan Terbaik bagi Pekebun dalam Konservasi Hutan dan Bekerjasama dengan Masyarakat” difokuskan pada tata kelola di Indonesia dan Malaysia.

Panduan yang telah disusun bersama oleh Wilmar dan Proforest ini ditujukan untuk manajer perkebunan dan berfungsi untuk melengkapi praktis operasional bagi dokumen panduan industri yang sudah ada tentang hutan Bernilai Konservasi Tinggi and Stok Karbon Tinggi.

Wilmar juga telah mengembangkan dokumen yang bejudul ‘Panduan Praktis Pemantauan Areal Konservasi’ untuk memberikan petunjuk lebih rinci dan langkah-langkah praktis bagi para praktisi dan tim operasional perkebunan berdasarkan pengalaman dan praktek yang telah diterapkan oleh tim Wilmar.

Menurut General Manager Sustainability Grup Wilmar, Perpetua George, “Panduan ini berdasarkan pengalaman praktis Wilmar dalam menerapkan standard praktek pengelolaan terbaik di kawasan konservasi, serta melibatkan masyarakat sekitar untuk upaya konservasi. Kami menyadari bahwa tidak semua perusahaan memiliki kemewahan berupa staf yang ditugaskan untuk konservasi. Untuk itu, panduan ini ditulis dengan rencana supaya mudah difahami dan diterapkan oleh siapa saja yang bekerja di pengelolaan kawasan pertanian tetapi tidak memiliki pengalaman konservasi sebelumnya. Kami juga telah bekerja dengan Proforest untuk memastikan manual ini juga mengintegrasikan pengalaman pemecahan masalah mereka dalam pengelolaan konservasi”

Dia menambahkan, kedua panduan manual dan praktis tersebut akan tersedia untuk umum, dan diharapkan dapat menjadi bagian integral dari panduan praktis bagi kalangan yang lebih luas di sektor perkebunan.

“Tim Wilmar memiliki banyak pengalaman dalam mengelola dan memantau aktifitas konservasi di perkebunan mereka, termasuk mengelola berbagai situasi rumit yang dihadapi di lapangan. Proforest berkolaborasi dengan Wilmar dalam mendokumentasikan praktik-praktik terbaik ini sehingga perusahaan-perusahaan lain yang memulai proses keberlanjutan dapat belajar dari pengalaman Wilmar” kata Direktur Proforest Asia Tenggara Surin Suksuwan

Bersamaan dengan peluncuran panduan tersebut, Wilmar juga menyelenggarakan sesi pelatihan virtual selama dua hari dengan topik “Lokakarya Pemasok Dalam Penerapan Kebijakan NDPE Wilmar” bagi para pemasok di Indonesia. Lokakarya tersebut dihadiri 141 peserta dari 79 pabrik Pengolahan Sawit, dan 61 Grup Perusahaan.

Lokakarya tersebut diselenggarakan dalam rangka mengidentifikasi kesenjangan dan memperkuat pemahaman para pemasok dalam penerapan Kebijakan NDPE (No Deforestation, No Peat, No Exploitation) Wilmar, dengan berbagi pengalaman dalam praktek produksi minyak sawit berkelanjutan.  Lokakarya ini bertujuan juga untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya permintaan pasar terhadap minyak sawit berkelanjutan, khususnya yang memenuhi persyaratan NDPE.

Selain itu, berbagi praktek pengelolaan terbaik yang lebih mendalam untuk lahan gambut dan upaya-upaya konservasinya, termasuk juga dalam agenda Lokakarya. Kegiatan ini sekaligus sebagai upaya menerapkan perbaikan berkelanjutan dalam operasional perusahaan dan rantai pasok Wilmar.

Lokakarya serupa dengan topik konservasi juga dijadwalkan bagi para pemasok Wilmar Malaysia pada Desember 2021.

TENTANG KEBERLANJUTAN WILMAR

Sebagai grup agribisnis terkemuka, Wilmar menyadari bahwa kami memiliki peran yang penting dalam mengembangkan produk-produk berkualitas yang dibutuhkan oleh pasar global, sekaligus menjamin telah menjalankan praktek yang bertanggung jawab dan berkelanjutan dalam proses produksi.  Kami telah mengadopsi pendekatan holistic dan keberlanjutan yang sepenuhnya terintegrasi dalam model bisnis perusahaan.

Dipandu oleh filosofi bahwa bisnis kami harus memberikan peningkatan nilai tambah bagi para pemangku kepentingan seraya berdampak bagi lingkungan/ekologi seminimal mungkin, kami telah menjalankan praktek-praktek  berbisnis yang telah selaras dengan standar sosial dan lingkungan yang dapat diterima secara universal.  Kebijakan Wilmar (No Deforestation, No Peat, No Exploitation[1] (NDPE) mendasari aspirasi kami untuk senantiasa memberikan dampak positif dan mendorong transformasi di seluruh industri kelapa sawit.