Wow! Investor Asal Pakistan Ketagihan Investasi di Kawasan Industri Jababeka

Oleh : Ridwan | Selasa, 26 Oktober 2021 - 12:15 WIB

INDUSTRY.co.id - Cikarang - Perusahaan asal Pakistan, PT Indo Sultan Jaya mengaku mendapat berkah berlimpah usai menanamkan modal di Kawasan Industri Jababeka, Cikarang.

Lantaran itu, perseroan tengah melakukan ekspansi besar-besaran dengan memperluas kapasitas pabrik bahan baku sabun di kawasan berkode KIJA tersebut.

Merogoh kocek sebesar US$ 5juta, Pabrik Indo Sultan Jaya yang baru itu ditargetkan bertumbuh dua kali lipat menjadi 300 ton produksi perhari dari semula 150 ton per hari.

“Perusahaan kami terus bertumbuh sejak investasi perdana dengan membangun pabrik pada tahun 2017. Ini karena tanah Indonesia berkah sekali, negara yang mau investasi di Indonesia juga berkah. Bahan baku melimpah ditambah pemerintah Indonesia juga memberikan kemudahan dan dukungan untuk kegiatan investasi,” kata Presiden Direktur PT Indo Sultan Jaya, Ahmed Sultan pada saat groundbreaking perluasan pabrik PT Indo Sultan Jaya di Jababeka, beberapa waktu lalu.

Menurutnya, selain itu, perusahaan juga telah memiliki sejumlah rencana lainnya ke depan.

Diantaranya, membangun refinery pada tahun 2025 dan akan menjadi perusahaan sabun paling besar di Indonesia.

Tak hanya itu, di tahun 2030, perseroan juga telah berencana melakukan ekspansi plantation di Kalimantan untuk menjaga pasokan bahan baku CPO.

Sementara itu, Plant Manager PT Indo Sultan Jaya Hadi Sudibyo mengatakan, pabrik yang dioperasikan saat ini dibangun pada 2017 dengan investasi sebesar USD15 juta.

Menurutnya, karena tingginya permintaan, maka perusahaan memutuskan untuk ekspansi pada tahun ini untuk menambah kapasitas dengan investasi US$ 5 juta.

"Kami targetkan pada 2022 pabrik ini dapat rampung," ujarnya.

Dengan keberadaan pabrik baru tersebut, pihaknya berharap perusahaan mampu mendongkrak penjualan hingga tiga kali lipat di tahun 2023.

“Alasan ekspansi karena demand masih sangat tinggi. Indonesia saat ini bisa dikatakan sebagai supplier sabun terbesar karena raw material yakni CPO kita ada dengan jumlah melimpah. Tanpa mencari customer baru saja, demand dari existing buyer saja bisa dikatakan belum bisa kita penuhi 100%. Jadi kita confident untuk ekspansi lebih lanjut untuk memenuh kebutuhan pasar,” jelas Hadi.

Pihaknya juga optimistis ke depannya, mengingat adanya komitmen pemerintah seperti yang pernah disampaikan Presiden Jokowi yang ingin menyetop ekspor CPO secara row material. Artinya, CPO harus diolah dahulu di dalam negeri sehingga memiliki nilai tambah.

“Ini juga yang memberikan kepercayaan diri kami bahwa ini didukung oleh pemerintah  Kita bisa memproduksi sesuatu yang bersal dari CPO tapi memberikan nilai tambah pada ekspor dengan harga yang lebih tinggi,” paparnya.

Untuk diketahui, saat ini produk yang dihasilkan Indo Sultan Jaya 90% ditujukan untuk pasar eskpor dan sisanya 10% untuk pasar domestik.

Tujuan ekspor negara Afrika, Asia, dan Timur Tengah, Amerika Latin, Eropa. Produk yang diekspor berupa produk jadi sabun dan setengah jadi.

Adapun untuk pasar domestik dalam bentuk produk jadi bekerja sama dengan Orang Tua Grup untuk distribusi.

“Untuk masuk ke lokal kita perlu jaringan distribusi yang kuat . Saat ini kita belum sampai ke tahap sana sehingga kita gandeng Orang Tua karena mereka punya jaringan distriubsi yang sudah sampai ke seluruh Indonesia,” jelasnya.

Sementara itu, Direktur Jababeka Group Sutedja Darmono menegaskan, pihaknya akan terus mendukung para tenant untuk berkembang termasuk Indo Sultan Jaya.

“Dukungan termasuk dalam bentuk fasilitas kepada para tenant yang hendak melakukan ekspansi,” ujar Sutedja.

Selain itu, lanjut dia, Jababeka juga menyediakan lahan industri bagi perusahaan yang ingin melakukan ekspansi.

“Kami akan membangun kawasan Silicon Valley Jababeka yang berbasis industry 4.0. Dalam kawasan industri itu, disiapkan infrastruktur seperti fiber optic yang lebih cepat, jaringan 5G dan ekosistem inkubator," pungkas Sutedja.