China dan India Bikin Industri Keramik Nasional Geram! Pemerintah Didesak Segera Tetapkan Dua Kebijakan Ini...

Oleh : Ridwan | Sabtu, 23 Oktober 2021 - 18:30 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Asosiasi Industri Aneka Keramik Indonesia (Asaki) mengapresiasi kinerja dua tahun pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin terutama keberhasilan dalam pengendalian Pandemi Covid-19 serta pencapaian keseimbangan yang baik antara sektor kesehatan dan ekonomi.

Selain itu, Asaki juga sangat berterima kasih atas perhatian dan dukungan nyata dari Kementerian Perindustrian (Kemenperin) yang terbukti sangat pro-industri dalam negeri khususnya terhadap daya saing industri keramik dengan pemberian stimulus harga gas USD 6 per MMBTU.

"Harga gas yang berdaya saing tersebut telah terbukti memberikan pemulihan yang lebih cepat bagi industri keramik meskipun di tengah pandemi Covid-19 dengan meningkatnya tingkat utilisasi produksi nasional ke level tertinggi sejak tahun 2015 yaitu di level 75% dan membaiknya kinerja ekspor," kata Ketua Umum Asaki Edy Suyanto kepada INDUSTRY.co.id di Jakarta, Sabtu (23/10/2021).

Lebih lanjut, Edy mengungkapkan bahwa pihaknya juga sangat mengapresiasi semangat pemerintah untuk penguatan industri dalam negeri dengan pelarangan pemanfaatan produk bahan bangunan impor untuk proyek konstruksi dan properti yang terus dikawal dengan sangat baik oleh Kementerian PUPR.

"Asaki berharap semangat tersebut segera diikuti juga oleh Kementerian Perhubungan dan Kemenerian BUMN. Terlebih produk keramik nasional seharusnya menjadi prioritas utama dan kebanggaan nasional dimana memiliki TKDN diatas 80%," terangnya.

Disisi lain, Asaki mengharapkan program substitusi impor 35% pada tahun 2022 yang tengah digencarkan oleh Kementerian Perindustrian juga didukung sepenuhnya oleh Kementerian Perdagangan dan Kementerian Keuangan berupa kebijakan Penetapan Pelabuhan Impor Terbatas dan Penetapan Kebijakan Tata Niaga Impor Keramik.

"Kedua kebijakan tersebut sangat dibutuhkan untuk menghadapi unfair trade dari prouduk impor asal Tiongkok dan India," tutur Edy.

Berdasarkan catatan Asaki, angka impor periode Januari - Agustus 2021 meningkat luar biasa tinggi diatas 60% dan didominasi oleh produk asal Tiongkok yang meningkat 105%, dan produk India sekitar 20%.

"Peningkatan angka impor yang demikian tinggi jika tidak diantisipasi maka kelangsungan berusaha dari industri keramik nasional yang mempekerjakan 150.000 orang menjadi semakin tidak pasti," tandasnya.