Summarecon Bogor, Kota Mandiri Pasca Pandemi

Oleh : Abraham Sihombing | Rabu, 20 Oktober 2021 - 23:19 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Di lobby sebuah tower yang berdiri di kawasan sebuah apartemen di Jakarta Selatan, sepasang suami istri sedang berdiskusi mengenai kondisi sektor properti pasca pandemi Covid-19 yang melanda Indonesia sejak 2020 lalu. Kedua suami istri tersebut mengajak penulis berdiskusi mengenai properti karena kami memang bertetangga di tower apartemen yang sama.

 

Dari percakapan tersebut, penulis mengetahui bahwa suami istri tersebut berkeinginan memiliki sebuah rumah untuk investasi serta kemungkinan dapat dijadikan hunian terakhir pasca mereka berdua pensiun di masa tua nanti. Kemudian dari pembicaraan tersebut, kedua suami istri tersebut berkeinginan memiliki sebuah rumah di luar Jakarta.

 

Alasan mereka, memiliki rumah di luar Jakarta untuk saat ini cukup penting sebagai sebuah ‘tujuan wisata’ sementara karena hingga kini masih banyak kawasan wisata yang belum beroperasi secara penuh. Lalu, sang suami memperoleh info dari rekan kerjanya mengenai adanya sebuah kawasan di Bogor yang akan dijadikan kawasan perumahan, bahkan ke depan nantinya akan menjadi sebuah kota mandiri.

 

Kemudian, sang suami mengungkapkan tentang Summarecon Bogor. Akan tetapi hingga kita bertemu bertiga, mereka belum memperoleh informasi mengenai Summarecon Bogor tersebut. Oleh karena itu, penulis dengan santai menyampaikan informasi mengenai kota mandiri tersebut secara lisan.

 

Menurut informasi yang disampaikan itu, Summarecon Bogor berlokasi bukan di dalam kota Bogor, tetapi bersisian dengan kota yang memiliki kebon raya tersebut. Kawasan yang dikembangkan ini memiliki akses tol langsung sehingga nantinya memudahkan para penghuni untuk berinteraksi ke luar kawasan tersebut.

 

Total luas lahan yang akan dikembangkan untuk kota mandiri tersebut mencapai sekitar 500 hektar. Lahan seluas itu cukup ideal untuk dikembangkan menjadi sebuah kota mandiri. Kondisi iklim yang sejuk dan sehat nantinya diharapkan dapat memberikan akses kesehatan yang memadai bagi para penghuninya. Iklim yang sejuk itu dikarenakan kawasan tersebut terletak pada ketinggian sekitar 300 hingga 500 meter di atas permukaan laut.

 

Kawasan kota mandiri tersebut diapit oleh empat gunung yang miliki panorama sangat indah, yaitu Gunung Pancar, Gunung Salak, Gunung Gede dan Gunung Pangrango. Keberadaan keempat gunung di kawasan tersebut membuat kawasan tersebut nantinya akan terasa menjadi lebih lega.

 

Dari total lahan seluas 500 hektar, sekitar 210 hektar dijadikan ruang terbuka agar dapat menyajikan pemandangan yang memadai sebagai sebuah kawasan yang diapit oleh keempat gunung tersebut. Salah satu produk yang dikembangkan developer PT Summarecon Agung Tbk (SMRA) untuk ruang terbuka ini adalah pengembangan dua lapangan golf yang bernama Gunung Geulis Golf Resort yang terdiri dari 36 holes dan Rainbow Hill Golf Club yang memiliki 27 holes.

 

Keseluruhan kawasan ini didisain oleh para arsitek top dunia yang bekerja sama dengan arsitek lokal. Para arsitek dunia tersebut bergabung di SWA California, USA dan mereka bekerja sama dengan para arsitek lokal yang bergabung di hadiprana Jakarta, Indonesia; dan studio air putih Serpong, Indonesia.

 

Para arsitek lokal di hadiprana mendisain The Mahogany Residence. Tipe bangunan rumah di kawasan pemukiman ini disebut tipe M, yang terdiri dari M Basic, M Premium, M Hoek Basic, dan M Hoek Premium.

 

Untuk bangunan rumah dua lantai tipe M Basic dan M Premium masing-masing memiliki luas tanah 112 meter persegi. Tetapi, luas bangunan dua lantai yang dikembangkan untuk M Basic hanya 89 meter persegi, sedangkan untuk M Premium 128 meter persegi.

 

Luas tanah yang dikembangkan untuk M Hoek Basic dan M Hoek Premium bervariasi. Sedangkan, luas bangunan dua lantai yang dikembangkan untuk M Hoek Basic sebesar 92 meter persegi dan M Hoek Premium sebesar 140 meter persegi. Selain itu, PT Summarecon Agung Tbk di The Mahogany Residence juga mengembangkan bangunan rumah dua lantai tipe G.

 

Summarecon Bogor juga mengembangkan The Magohany Island yang dibangun dengan tipe kavling berukuran 10x20 meter, kavling berukuran 10x23 meter, dan kavling berukuran 10x25 meter.

 

Di samping itu, PT Summarecon Agung Tbk di Summarecon Bogor juga mengembangkan kawasan perumahan di dekat dengan lapangan golf dengan nama The Agathis Golf Residence. Kawasan perumahan ini didisain oleh studio air putih dengan arsiteknya Denny Gondo.

 

Bangunan rumah berlantai dua di The Agathis Golf Residence memiliki dua tipe, yaitu tipe A dan tipe T. Bangunan rumah berlantai dua tipe A, terdiri dari tipe A Basic, tipe A Premium, tipe A Hoek Basic, dan tipe A Hoek Premium. Sementara itu, untuk tipe T, terdiri dari bangunan rumah berlantai dua tipe T Basic, tipe T Premium, tipe T Hoek Basic, dan tipe T Hoek Premium.

 

Ada hal menarik dari berbagai produk properti PT Summarecon Agung Tbk yang dikembangkan di Summarecon Bogor, yakni harga yang ditawarkan berupa harga 2P yakni harga Perdana dan Pandemi. Harga tersebut dapat dikatakan sebagai harga yang dapat diperoleh calon konsumen di pasar primer (primary market).

 

Harga yang ditetapkan di pasar primer tersebut merupakan harga yang dipromosikan di saat merebaknya pandemi Covid-19 di Indonesia dan sekaligus dijadikan harga perdana yang memiliki potensi capital gain yang cukup tinggi mengingat pengembangan kota mandiri ini ke depan cukup memiliki potensi yang sangat menggiurkan bagi para investor sektor properti.

 

Setelah mendengar informasi tersebut, maka kedua suami istri tersebut lebih ingin lagi melihat dari dekat mengenai produk-produk properti di Summarecon Bogor yang ditawarkan PT Summarecon Agung Tbk tersebut. Mereka berdua berniat untuk mengunjungi kawasan properti terbaru yang berdekatan dengan kota Bogor tersebut untuk memperoleh informasi yang lebih akurat dan menyenangkan. (Abraham Sihombing)