Menperin Agus: Produksi Mobil Listrik Indonesia Capai 600 Ribu Unit di 2030

Oleh : Ridwan | Jumat, 15 Oktober 2021 - 18:45 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta – Peta jalan pengembangan kendaraan listrik (Low Carbon Emission Vehicle/LCEV) di Indonesia sudah ditetapkan pemerintah dan akan segera diterapkan. Kebijakan tersebut diharapkan dapat mendorong industri otomotif Indonesia menuju era elektrifikasi. 

Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita menjelaskan, dalam roadmap tersebut diperkirakan pembelian kendaraan listrik akan mencapai 135 ribu unit untuk roda empat, 400 ribu unit untuk roda dua pada tahun 2030.

Menurutnya, penggunaan kendaraan listrik akan mampu untuk menurunkan emisi karbon CO2 sebesar 2,7 juta ton untuk roda 4 atau lebih, dan 1,1 juta ton untuk roda dua.

"Dalam roadmap Indonesia making 4.0, industri otomotif termasuk dalam sektor industri prioritas yang akan dikembangkan," kata Menperin Agus saat membuka webinar ‘Quo Vadis Industri Otomotif Indonesia di Era Elektrifikasi’ yang diselenggarakan oleh Forum Wartawan Industri (FORWIN) secara daring, Jumat (15/10).

Saat ini terdapat 21 perusahaan kendaraan bermotor roda empat atau lebih,dengan nilai investasi Rp 71,3 triliun. Kapasitas produksinya 2,35 juta unit per tahun.

Lebih lanjut, Menperin Agus menerangkan bahwa industri otomotif juga menyerap tenaga kerja langsung sebanyak 38 ribu orang serta 1,5 juta orang lebih yang bekerja di rantai industri otomotif.

Dia menegaskan bahwa Pemerintah RI menargetkan bisa menghasilkan kendaraan listrik berupa 600 ribu mobil listrik dan 2,4 juta sepeda motor listrik pada 2030. 

Realisasi ini diharapkan dapat memangkas emisi karbon 2,7 juta ton untuk mobil dan 1,1 juta ton untuk sepeda motor.

Sementara itu, Dosen Desain Produk FSRD-ITB, Yannes Martinus Pasaribu menilai, pemerintah memegang peranan penting dalam mensukseskan program kendaraan listrik untuk menekan emisi karbon itu.

Menurutnya, Indonesia memiliki potensi besar menjadi negara kaya karena menguasai sekitar 23% cadangan nikel dunia ditambah memiliki sumber daya elemen penyusun baterai litium. 

"Apabila seluruhnya dipergunakan sebagai modal mendirikan industri baterai nasional, maka bukan tidak mungkin pada 2030 mendatang Indonesia bisa menjadi negara produsen baterai kendaraan listrik terbaik di ASEAN," terangnya.

Untuk menuju kesana, tambah Yannes, perlu leadership yang kuat. 

"Sementara dalam proses menuju ke sana, Indonesia kan ada potensi penerimaan dari carbon tax minimal Rp 3,03 triliun per tahun. Bagaimana kalau insentifnya diberikan ke stakeholder baik itu masyarakat atau industri agar harga mobil dan motor listrik menjadi menarik,” usul Yannes.