Lantik Pengurus DPD HKTI di 4 Provinsi, Moeldoko: Ke Depan Petani dan Pertanian Tidak Identik dengan Pacul dan Berlumpur

Oleh : kormen barus | Sabtu, 09 Oktober 2021 - 09:58 WIB

INDUSTRY.co.id, Jakarta-Pengurus DPD  Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) di empat provinsi  resmi menjalankan tugasnya  setelah dilantik pada Jumat malam, (08/10/2021) di Hotel Ambhara, Blok M, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Keempat Provinsi tersebut yakni  Provinsi Lampung,  Jawa Timur, Kalimantan Tengah dan Sulawesi Selatan dan dilantik oleh Ketua Umum DPP HKTI Jenderal (Purn) Dr Moeldoko.

Pelantikan ditandai dengan Pembacaan Naskah Pelantikan oleh  Ketua Umum DPP HKTI di hadapan para Ketua DPD yakni Ketua DPD HKTI Provinsi Lampung  Umar Ahmad (Bupati Tulang Bawang Barat), Ketua DPD HKTI Provinsi Jawa Timur   Ony Anwar Harsono (Bupati Ngawi), Ketua DPD HKTI Provinsi Kalimantan Tengah Perdy M Yoseph (Bupati Murung Raya) dan Ketua DPD HKTI Provinsi Lutfi Halide Wakil (Bupati Soppeng). Setelah pembacaan pelantikan , dilakukan dengan penyerahan petaka HKTI  kepada masing-masing Ketua DPD dan dilanjutkan dengan pembacaan ikrar oleh para Ketua DPD.

Sebelumnya dibacakan Surat Keputusan (SK) DPP-HKTI,  yang dibacakan  Sekjen DPP HKTI Mayjen Tni (Purn) Bambang Budi Waluyo, S. Sos. M.si dan disambung dengan pembacaan Pembacaan Lampiran Surat Keputusan Susunan Pengurus dan Personalia DPD HKTI yang dilantik.

Dalam sambutannya, Ketua Umum DPP HKTI Jenderal (Purn) Dr Moeldoko. mengucapkan selamat kepada pengurus DPD HKTI yang telah dilantik hari ini. Ada beberapa amanat yang disampaikan Moeldoko kepada empat DPD , diantaranya DPD HKTI diminta tetap berpedoman pada transparansi dan tertib administrasi dalam menciptakan organisasi yang kuat.

DPD HKTI diminta untuk selalu memanfaatkan teknologi termasuk aplikasi teknologi digital untuk melahirkan kreativitas dan inovasi yang menjadi karakter HKTI masa kini.  

“Gunakan perkembangan teknologi, informasi dan digitalisasi untuk membangun SDM petani milenial, karena ke depan petani dan pertanian tidak identik dengan pacul dan berlumpur,” kata Kepala Staf Kepresidenan ini.

“Hal ini merupakan kreatifitas instan yang dapat menyentuh petani langsung, seperti yang telah dilakukan oleh DPP HKTI dengan memfasilitasi ‘’ gerobak’’ bagi para pedagang sayur gendong,” tambahnya.

Moeldoko juga mengingatkan bahwa teknologi tidak sepenuhnya menguntungan tergantung dari pemanfaatannya. Karena itu butuh kecerdasan dalam memanfaatkan teknologi. Dengan kecerdasan makan teknologi dapat membangun organisasi yang solid dan bermanfaat besar bagi sektor pertanian maupun petani.

“Kita sadari sepenuhnya bahwa perkembangan teknologi, informasi dan digitalisasi dapat menjadi kekuatan dalam membangun organisasi, tetapi juga kita harus sadar bahwa perkembangan teknologi, informasi dan digitalisasi bisa menjadi pelemahan soliditas HKTI.,” ujar Moeldoko

“Oleh karena itu kecerdasan analisis merupakan senjata dalam mengidentifikasi perkembangan teknologi, informasi dan digitalisasi untuk menjadi peluang dan meminimalisir kendala,” sambungnya.

Tak lupa Moeldoko berpesan agar DPD HKTI untuk selalu menjadi Bridging Institution yang dapat memperkuat hubungan dengan pemerintah maupun pemangku kepentingan terkait. Hal ini sesuai dengan konteks kemitraan yang dianut DPP HKTI dalam menjalankan roda organisasi.
“Dalam konteks kemitraan, HKTI adalah the Bridging Institution, jadilah the Bridge yang dapat memberikan jalan terbaik bagi setiap mitra strategis,” ungkapnya.

Ucapan selamat juga disampaikan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo melalui sambungan virtual. Dalam kesempatan ini, Mentan meminta HKTI untuk dapat membantu Kementerian Pertanian dalam mengembangan dan memajukan sector pertanian, termasuk kesejahteraan petani.

“Saya ingin menyampaikan apresiasi saya menyampaikan rasa hormat dan kebanggan saya pada HKTI sebagai salah satu lumbung pangan, lumbung pertanian Indonesia. Oleh karena itu, HKTI sebagai sebuah organisasi yang dapat membangun konsolidasi emosional seluruh kekuatan pertanian untuk bisa menghadirkan pertanian yang makin maju, mandiri dan modern adalah bagian-bagian yang harus ditemukan dalam kepengurusan yang baru lewat pimpinan daerah,” kata Mentan.

Mentan juga mendorong HKTI memperkuat kelembagaan dari yang terkecil hingga yang besar untuk mengantisipasi gangguan yang terjadi pada sektor pertanian.

“Pertanian selalu rentan dengan cuaca, pertanian  itu selalu rentan dengan hama, pertanian bisa kacau kalau terjadi bencana alam, oleh karena itu HKTI harus menjadi kekuatan yang bisa membangun korporasi-korporasi kelembagaan tani yang ada mulai dari desa agar bisa mengantisipasi semua kondisi yang ada,” ungkap Mentan.