Etika Bermedia Sosial Itu Seperti Apa?

Oleh : Chodijah Febriyani | Kamis, 23 September 2021 - 19:45 WIB

INDUSTRY.co.id - Pondasi awal era digital di abad 21 ini, kita berada di situasi dan kondisi teknologi digital berkembang dengan pesat. Dalam perkembangan tersebut dibagi menjadi tiga era, yaitu agitasi, provokasi, dan propaganda.

Indra Ilham Riadi, Group Commercial, Assistant Manager Digital Marketing menjelaskan, di era propaganda ini semuanya terhubung satu sama lain. Positifnya, di era ini menjadi serba instan. Namun, dampak negatifnya hal-hal buruk akan memberikan dampak yang merugikan dan cukup besar. Karena itu, penting bagi kita menerapkan etika digital dalam menggunakan platform media sosial.

"Etika ini termasuk dalam kita berkomunikasi, menyapa orang, mempublikasikan sesuatu di ruang digital. Etika digital ini berhubungan dengan kemampuan seorang individu dalam menyadari, merasionalkan diri, menyesuaikan diri dan mengembangkan tata kelola etika dalam kehidupan sehari-hari," ujar Ibeng dalam webinar Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 di wilayah Kota Cirebon, Jawa Barat, melalui siaran pers yang diterima Industry.co.id.

Etika yang buruk bisa merusak reputasi seseorang yang telah dibangun. Etika juga penting karena setiap informasi yang kita sampaikan terdapat tanggung jawab kita secara penuh di dalamnya. 

Ketika kita tidak memperhatikan etika digital dan berlaku seenaknya di ruang digital, hal ini memunculkan jejak digital yang buruk. Perlu diingat juga jejak digital tidak mudah hilang begitu saja. 

"Bicara soal etika itu juga termasuk personal branding. Posisikan media sosial sebagai manusia atau reputasi yang kita bangun selama bertahun-tahun, jangan dirusak dalam waktu hitungan menit hanya karena lupa cara beretika," jelasnya.

Jadi, ketika kita sudah memiliki media sosial maka harus dijaga dengan baik dan bertanggung jawab dengan seluruh postingan kita. Dibanding mem-posting dan berkomentar yang bisa memicu perpecahan, alangkah baiknya untuk mem-posting informasi yang positif, berguna, dan menginspirasi orang lain.

Ia mengatakan, semua bisa dimulai dari diri kita sendiri. Caranya dengan menjadi pengguna media sosial yang proaktif, tidak asal posting, menjaga privasi dan data pribagi, serta bersikap sopan di ruang digital. Dalam posting konten, buatlah atau sebarkan konten informatif, ramah, interaktif, dan persuasif. Agar lebih ideal dalam berkomunikasi, kita bisa menerapkan strategi dengan membuat konten yang singkat, efektif, dan menjual.

Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) 2021 - untuk Indonesia #MakinCakapDigital diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika (KemenKominfo) bersama Siberkreasi. Webinar wilayah Kota Cirebon, Jawa Barat, Rabu (22/9/2021) siang, juga menghadirkan pembicara Stefany Anggriani (Make Up Beauty Influencer), Nurrul Baety Tsani (Relawan TIK Jawa Barat), Dadan Rachmayana (Kepala Seksi Pengawasan Pendidikan), dan Maichel Kainama sebagai Key Opinion Leader.

Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 - untuk Indonesia #MakinCakapDigital melibatkan 110 lembaga dan komunitas sebagai agen pendidik Literasi Digital. Kegiatan ini diadakan secara virtual berbasis webinar di 34 Provinsi Indonesia dan 514 Kabupaten.

Kegiatan ini menargetkan 10.000.000 orang terliterasi digital pada tahun 2021, hingga tercapai 50 juta orang terliterasi digital pada 2024. Berlandaskan 4 pilar utama, Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.