Dahsyat! Menteri Bahlil ungkap Tujuh Negara Siap Bawa Duit Triliunan Rupiah Bangun Pabrik Baterai Mobil Listrik di RI

Oleh : Ridwan | Senin, 20 September 2021 - 09:10 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Menteri Investasi/Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia menyebut, sebanyak enam sampai tujuh negara akan berinvestasi ke Indonesia dalam pengembangan industri baterai mobil listrik.

Hal ini sesuai dengan keinginan Indonesia untuk menjadi negara pusat produsen baterai mobil listrik.

"Jadi ini sekitar 6 atau 7 negara yang akan masuk ke Indonesia. Makanya Indonesia akan kita jadikan sebagai negara pusat produsen baterai mobil," kata dia dalam konferensi pers, akhir pekan kemarin.

Menteri Bahlil mengungkapkan bahwa sebagai pemegang atau penguasa bahan baku nikel terbesar yakni 26 persen, maka bukan tidak mungkin Indonesia bisa menjadi produsen baterai mobil listrik terbesar.

Sejauh ini memang baru Korea yang sudah berhasil masuk dan mulai membangun pabrik. Ini melalui konsorsium Hyundai terdiri atas Hyundai Motor Company, KIA Corporation, Hyundai Mobis, dan LG Energy Solution yang bekerjasama dengan PT Industri Baterai Indonesia atau Indonesia Battery Corporation (IBC) selaku holding dari empat BUMN, yaitu PLN, Pertamina, MIND ID, dan Antam.

Selain Korea, Bahlil menyebut sudah ada beberapa negara antri masuk seperti China, Eropa, dan Asia Tenggara.

"Sebentar lagi akan saya umumkan tapi nggak boleh dulu saya bicara karena kami di kementerian investasi punya protap, sudah teken baru diumumkan atau minimal sudah diyakini benar masuk baru kita umumkan, kalau setengah-setengah nggak mau kita umumkan," tutup Bahlil.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri peletakan batu pertama atau groundbreaking pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik di Kabupaten Karawang, Jawa Barat.

"Kita patut bersyukur hari ini bisa menyaksikan groundbreaking pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik pertama di Indonesia, dan bahkan yang pertama di Asia Tenggara dengan nilai investasi USD 1,1 miliar," ujar Jokowi dalam siaran video virtual, Rabu (15/9).

Menurut dia, pembangunan pabrik ini merupakan wujud keseriusan pemerintah untuk melakukan hilirisasi industri. Kehadiran pabrik baterai mobil listrik ini pun disebutnya jadi pertanda era kejayaan komoditas bahan mentah sudah berakhir.

"Kita harus berani mengubah struktur ekonomi yang selama ini berbasis komoditas untuk masuk ke hilirisasi, masuk ke industrialisasi, menjadi negara industri yang kuat dengan berbasis pada pengembangan inovasi teknologi," imbuhnya.

"Karena itu strategis besar bisnis negara adalah keluar secepatnya dari jebakan negara pengekspor bahan mentah, melepaskan ketergantungan dari produk-produk impor dengan mempercepat revitalisasi industri pengolahan. Sehingga bisa memberikan peningkatan nilai tambah ekonomi yang semakin tinggi," paparnya.