BRI Makin Pede Aksi Korporasi Akan Disambut Positif Oleh Stakeholders

Oleh : Hariyanto | Jumat, 17 September 2021 - 13:31 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Direktur Keuangan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Viviana Dyah Ayu RK mengatakan sejauh ini rencana rights issue masih berjalan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan. Menurut Viviana, perseroan sangat yakin dan percaya bahwa aksi korporasi ini akan disambut positif oleh stakeholders.

“Mengingat, sebenarnya investment thesis yang kami usung ini tidak hanya membawa economic value namun juga social value. Dengan pembentukan ekosistem ini kami berharap dapat memperluas akses layanan keuangan formal yang lebih terintegrasi dalam satu ekosistem sehingga dapat memberikan kesempatan bagi para pelaku usaha di segmen ultra mikro dalam program pemberdayaan yang tentunya akan meningkatkan skala bisnis mereka,” ujar Viviana yang dikutip INDUSTRY.co.id, Jumat (17/9/2021).

Melalui Holding Ultra Mikro (UMi) yang didanai hasil rights issue, upaya pembentukan ekosistem usaha ultra mikro terbesar di Indonesia ini menurutnya akan membawa sinergi baik dari sisi revenue enhancement maupun cost efficiency.

Seperti diketahui, dalam prospektus yang diterbitkan Selasa (31/8/2021), manajemen BRI menawarkan sebanyak-banyaknya 28,213 miliar Saham Baru Seri B atas nama dengan nilai nominal Rp50 per saham atau sebanyak-banyaknya 18,62% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah Penambahan Modal Dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) I.

Harga pelaksanaan rights issue BBRI Rp3.400 per lembar saham. Pemerintah melaksanakan seluruh haknya sesuai dengan porsi kepemilikan sahamnya dalam BRI dengan cara penyetoran saham dalam bentuk lain selain uang (Inbreng) sesuai PP No. 73/2021.

Seluruh saham Seri B milik pemerintah dalam PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM dialihkan kepada BRI melalui mekanisme inbreng.

Nilai total PMHMETD I yang telah memperhitungkan inbreng) serta eksekusi hak Pemegang Saham Publik adalah sebanyak-banyaknya sebesar Rp95,92 triliun. Dari total dana tersebut, nilai inbreng sebesar Rp54,77 triliun dan sisanya Rp41,15 triliun apabila seluruh pemegang saham publik mengeksekusi haknya sesuai porsi masing-masing.

Adapun proses pembentukan Holding UMi telah mencapai tahap final dengan ditandatanganinya pengalihan saham (Inbreng) Pegadaian dan PNM kepada BRI selaku induk Holding UMi, pada Senin (13/9/2021).

Viviana menjelaskan potensi besar pertumbuhan segmen usaha ultra mikro nasional dengan mengutip data Kementerian Koperasi dan UKM. Pada 2019 terdapat 65 juta usaha mikro di Indonesia. Sekitar 46 juta di antaranya membutuhkan pendanaan. Adapun sekitar 20 juta usaha ultra mikro yang telah memperoleh akses pendanaan dari sumber formal seperti bank, BPR, perusahaan gadai, koperasi maupun lembaga keuangan lainnya.

Sekitar 12 juta usaha ultra mikro lainnya mendapatkan akses pendanaan dari sumber informal seperti keluarga, kerabat dan lembaga informal lainnya.  Sehingga masih terdapat sekitar 14 juta usaha ultra mikro yang belum memiliki akses pendanaan sama sekali, baik dari sumber formal maupun informal.  “Inilah yang akan menjadi target pertumbuhan bisnis ultra mikro ke depan,” ujar Viviana menegaskan.