Dahsyat! Investor Asing Berbondong-bondong Masuk Kendal, Dewan KEK: Kawasan Industri Kendal Jadi Role Model KEK di Indonesia

Oleh : Candra Mata | Selasa, 24 Agustus 2021 - 21:35 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Sekretaris Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (DN KEK) Enoh Suharto mengungkapkan bahwa Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kendal terus menunjukkan progres dan kemajuan yang sangat baik dan telah menjadi Role Model (contoh bagus-red) pengembangan KEK yang ada di Indonesia. 

"KEK Kendal kemajuannya sangat baik, tentu kalau kami evaluasi dari KEK yang ada saat ini, dimana dari 15 KEK (walaupun dalam perkembangan terakhir sekarang ini ada 19), KEK Kendal termasuk sangat baik perkembangannya dalam menarik investasi," ujar Enoh Suharto kepada redaksi INDUSTRY.co.id saat ditemui dikantornya di Jakarta, pada Selasa (24/8/2021). 

Tak hanya itu, bahkan menurut Enoh, KEK Kendal dapat dijadikan contoh bagi KEK-KEK yang lain di Indonesia, baik yang ada di pulau Jawa maupun diluar pulau Jawa. Termasuk menjadi contoh untuk kepentingan para investor.

"Sehingga nantinya apabila para investor menanyakan KEK mana yang berhasil di Indonesia, maka kita akan bisa menunjukkan KEK Kendal ini," imbuh Enoh.

"Jadi kalau pejabat-pejabat dan investor dari luar negeri melakukan studi banding ke Indonesia dan kalau mereka ingin mengetahui seperti apa KEK yang ada, maka KEK Kendal bisa menjadi contoh role model KEK yang ada di indonesia," tukas Enoh.

Dikatakannya lebih lanjut, kemajuan ini tak lain dikarenakan oleh lokasi KEK Kendal yang strategis, dimana seluruh infrastruktur dan fasilitas pendukung sudah terbentuk.

"Lokasinya di Jawa, lalu infrastruktur nya relatif lebih baik lebih lengkap, dimana status sosialnya sudah terbentuk, tenagakerjaan serta sarana-sarana lain seperti perbankan dan lain sebagainya juga sudah terbentuk," ujarnya.

Untuk itu, pihaknya berharap KEK Kendal dapat merealisasikan target investasi sebesar USD 5 miliar dalam 5 tahun kedepan.

"Oleh karena itu maka waktu itu penetapan KEK Kendal ini diberikan target untuk menarik investasi kalau tidak salah sebesar USD 5 miliar. Dan ini menjadi target yang harus dicapai oleh KEK Kendal itu sendiri," pungkasnya.

Sementara itu, Direktur PT Kawasan Industri Kendal, Purbadi mengatakan bahwa pihaknya terus mengakselarasi KEK Kendal sebagai Proyek Strategis Nasional yang memiliki ultimate facility dan incentive di Indonesia.

Pihaknya berupaya untuk terus mempercepat pertumbuhan investasi dikawasan dan berkontribusi bagi pembangunan daerah.

Sejatinya, menurut Purbadi hingga saat ini sudah ada 70 perusahaan yang telah menanamkan modal di KEK Kendal.

Investor tersebut berasal dari berbagai negara diantaranya Taiwan, Cina, Jepang, Korea Selatan, Hongkong, Malaysia, Singapura dan Indonesia, termasuk dari Eropa dan Amerika yang akan segera bergabung dalam waktu dekat.

"Sekarang ada sekitar 70 perusahaan, sebentar lagi bergabung MNCs dari Eropa dan Amerika. Jadi separuh lebih perusahaan dari luar negeri atau dominan PMA. Dan yang sudah operasional sudah mencapai 20, lalu yang konstruksi sudah 11 perusahaan, kemungkinan tambah 5 lagi jadi 16. Jadi kalau ditotal jadi 36, sudah separuhnya lebih sampai akhir tahun ini," ujar Purbadi.

"Sementara total target 70 triliun dari pemerintah, progres KEK sampai sekarang sudah Rp.19 triliun lebih," tandasnya.

Perlu diketahui, KEK Kendal sendiri merupakan kawasan industri berstatus Kawasan Ekonomi Khusus seluas 2,200 Hektar. KEK Kendal ditetapkan melalui Peraturan Pemerintah Nomor 85 Tahun 2019.

KEK ini diproyeksikan dapat menarik investasi sebesar Rp72 Triliun dan tenaga kerja sebanyak 20.000 orang hingga tahun 2025.

Saat ini KEK Kendal dalam tahap pengembangan fase pertama seluas 1,000 Hektar.

KEK ini merupakan joint venture antara dua pengembang industri terbesar di Asia Tenggara yaitu Sembcorp Development Ltd asal Singapura dan PT Jababeka Tbk (KIJA) dari Indonesia.

Sejak berdiri di bulan November 2016, Kawasan Industri Kendal yang diresmikan langsung Presiden RI Joko Widodo dan Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong ini juga telah ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional (PSN).