Kreativitas dan Produktivitas di Era Internet Tetap Harus dengan Etika

Oleh : Chodijah Febriyani | Sabtu, 31 Juli 2021 - 14:30 WIB

INDUSTRY.co.id - Transformasi digital sudah sampai semua aspek dari segi bisnis, ekonomi, hiburan, transportasi, bahkan dalam proses kegiatan belajar mengajar di sekolah. Penggunaan internet dari segala lini hidup ini merupakan inovasi, inklusifitas, dan efisiensi.

"Namun ada tantangan menipisnya kesatuan, kebebasan berekspresi yang melebihi batas, berkurangnya toleransi, dan hilangnya batas privasi," Ujar Elfira Fitri Wahyono, Manager of External Student Affairs Universitas Multimedia Nusantara, saat webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, melalui siaran pers yang diterima Industry.co.id.

Lebih jauh dia mengatakan sebagai bangsa yang masyarakatnya multikultural dan berasakan pada Pancasila, segala interaksi di ruang digital pun tetap harus memiliki etika. Melihat dari tiap sila, seperti sila pertama yang mencerminkan adanya cinta kasih dengan menghormati agama dan ibadah orang lain yaitu tidak melakukan perundungan baik verbal dan nonverbal berdasarkan agama. 

Kemudian sila kedua kemanusiaan yang adil dan beradab mencerminkan kesetaraan yaitu tidak ada pembedaan atau diskriminasi dalam memperoleh informasi di ruang digital. Tidak melakukan penghinaan, perendahan, pengucilan, maupun perundungan terhadap kelompok tertentu. 

Sila ketiga persatuan Indonesia yang mencerminkan harmoni, dengan kesadaran bangga menjadi warga negara Indonesia dan mencintai produk Indonesia. Termasuk bijak dalam menelaah informasi agar tidak terprovokasi ujaran kebencian dan perpecahan.

"Ketahui bedanya hoax maupun ujaran kebencian biasanya konten dengan gambar, judul, isi tidak saling mendukung. Bahasanya satir, tidak ada niat merugikan tapi berpotensi menipu dan informasinya menyesatkan biasanya dipakai untuk membingkai isu atau orang tertentu," ujar Elfira.

Selanjutnya sila keempat dan kelima Pancasila mencerminkan gotong royong sikap kekeluargaan, kerjasama, dan peduli sesama hal tersebut bisa diaplikasikan dengan kesadaran untuk memahami regulasi dan kebijakan tentang ramah digital. Menerapkan etika, perilaku yang baik. 

"Sebarkan konten positif, wujudkan cinta Tanah Air dan cinta produk Indonesia. Promosikan gaya hidup berkualitas, saling menghargai dan bertoleransi, ciptakan ruang diskusi yang sehat untuk menguatkan harmoni dan kebersamaan," jelasnya.

Webinar Literasi Digital di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat I, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. Hadir pula narasumber seperti Cyntia Jasmine, Founder GIFU, Said Hasibuan, Sekjen TIK Indonesia, dan Nanang Abdurahman, Ketua Relawan TIK Kuningan. 

Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya Budaya Bermedia Digital (Digital Culture), Aman Bermedia (Digital Safety), Etis Bermedia Digital (Digital Ethics), dan Cakap Bermedia Digital (Digital Skills) untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.