Kabar Baik dari Anak Bangsa! Redam Tingkat Kematian, BPPT Perkenalkan Beberapa Inovasi Produk Suplemen Kesehatan, dari Bawang Putih Tunggal Hingga Beras

Oleh : kormen barus | Jumat, 23 Juli 2021 - 09:14 WIB

INDUSTRY.co.id, Jakarta-Untuk membantu masyarakat meminimalisir tingkat kematian yang diakibatkan oleh komorbid, BPPT memperkenalkan beberapa inovasi produk suplemen kesehatan, diantaranya Stamilic, Whole Beta, dan Kernel Beras Terfortifikasi.

Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza, mengatakan, inovasi suplemen kesehatan tersebut merupakan upaya dari BPPT menyiapkan teknologi yang sustainable atau berkelanjutan melalui sebuah ekosistem inovasi Task Force Riset dan Inovasi Covid-19 (TFRIC-19).

Dirinya berharap ketiga inovasi kesehatan tersebut dapat membantu masyarakat dalam menjaga tubuh, tidak hanya dalam masa isoman, namun juga sebagai tindakan antisipasi terhadap Covid-19 selama pandemi.

Inovasi Suplemen Kesehatan Pendukung Isoman

Stamilic bermanfaat untuk meningkatkan daya tahan tubuh dan pengendalian komorbid dalam menghadapi Covid-19. Stamilic mengandung ekstrak cair black garlic dan ekstrak jahe, kombinasi yang semakin memperkaya kandungan antioksidan.

Inovasi black garlic merupakan hasil inovasi BPPT, yaitu bawang putih tunggal yang mengalami proses fermentasi selama sebulan dalam suhu dan kelembaban tertentu. Hasil fermentasi ini menghasilkan bawang putih hitam yang memiliki tekstur lembut, rasa manis asam dan bebas bau.

Black garlic memiliki efek meningkatkan sel-sel imun yaitu sel natural killer, sel limfosit B dan sel limfosit T, serta memiliki kandungan senyawa bioaktif S-allyl-L-cysteine (SAC) yang sangat tinggi, yaitu sebanyak 20 kali lipat dibanding pada bawang putih segar. SAC adalah senyawa yang diketahui memiliki manfaat kesehatan yang luas untuk anti-inflamasi, anti-diabetes, dan memperbaiki lemak darah.

Dalam distribusi dan pemasaran Stamilic, BPPT turut menggandeng mitra PT Saraka Mandiri Semesta.

Inovasi suplemen kesehatan selanjutnya adalah Whole Beta yang berperan membantu meningkatkan imunitas dalam masa pandemi Covid-19. Beta glukan “Whole Beta”, merupakan produk inovasi Pusat Teknologi Agroindustri BPPT bekerjasama dengan mitra industri, yaitu BiologiQ, PT Neopangan Selaras Indonesia dan PT Saraka Mandiri Semesta. Inovasi ini mengandung beta glukan hasil fermentasi ragi hitam. (Lihat Gambar. 3)

Beta glukan adalah polisakarida yang mempunyai berbagai fungsi kesehatan, diantaranya membersihkan radikal bebas, anti radiasi, mengatasi kolesterol dan mencegah hiperlipidemia, serta melawan infeksi yang disebabkan oleh virus, jamur, bakteri, parasit dan toxin.

Kemampuan beta glukan ragi hitam dalam membantu meningkatkan sistem imun adalah dengan cara mengaktifkan Sel B (untuk memproduksi IgM dan IgG) dan sel T (yang memproduksi IL-1 dan IL-8), serta mampu meningkatkan ekspresi sensor virus yang efektif untuk pencegahan virus influenza (H1N1) dengan menghambat replikasi virus.

Inovasi selanjutnya datang dari teknologi pangan, yaitu dengan dengan melakukan pengayaan gizi vitamin dan mineral dalam bentuk Kernel Beras Terfortifikasi (Fortified Rice Kernel / FRK). FRK merupakan kernel beras yang diperkaya dengan premiks vitamin (Vit A, B1, B3, B6, B9, B12), diproduksi melalui teknologi ekstrusi dengan menggunakan bahan baku lokal.  (Lihat Gambar. 4)

Pemasyarakatan beras terfortifikasi ini akan bekerja sama dengan Perum Bulog, didukung oleh World Food Programme (WFP) yang berpengalaman dalam pemasyarakatan Beras Terfortifikasi di berbagai negara untuk mengatasi gizi buruk, serta diharapkan tentunya akan mendapatkan dukungan dari berbagai Kementerian atau Lembaga yaitu Kementerian Pertanian, Kementerian Kesehatan, BPOM dan Lembaga yang terkait lainnya.

Beras terfortifikasi ini rencananya akan dipasarkan dalam 2 (dua) bentuk, yaitu :

Dipasarkan dalam bentuk Beras Terfortifikasi, sehingga konsumen tinggal menanak saja. Dipasarkan oleh Perum Bulog dengan nama produk Fortivit. Dipasarkan masih sebagai FRK dalam bentuk sachet. Misalnya 1 (satu) sachet berisi 10 gram FRK, sehingga masyarakat yang akan menanak nasi akan mencampurkan FRK dalam sachet tersebut dengan 1 Kg beras biasa.

Diharapkan fortifikasi beras ini dapat menjadi salah satu solusi untuk meningkatkan gizi masyarakat, menciptakan ketahanan tubuh terhadap penyakit, terutama dapat melindungi anak-anak Indonesia untuk dapat tumbuh dengan sehat. Fortifikasi beras dan juga bahan pangan yang lain perlu didukung kebijakan dan regulasi pemerintah, serta diperlukannya Standar Nasional Indonesia (SNI) Fortifikasi, sebagai landasan untuk pengawasan terhadap produk-produk pangan terfortifikasi yang dipasarkan.