RNI Optimalkan Distribusi Pangan Secara Online Sepanjang Masa PPKM Darurat

Oleh : Herry Barus | Senin, 05 Juli 2021 - 11:56 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Memasuki masa PPKM darurat, PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) berupaya meningkatkan distribusi pangan pokok secara online dengan mengoptimalkan official marketplace dan bekerja sama beberapa kanal e- Commerce agar kebutuhan pangan pokok untuk masyarakat selama PPKM dapat terpenuhi.

Direktur Utama PT RNI (Persero) mengatakan selama PPKM darurat RNI group dan BUMN Klaster Pangan telah menyiapkan channel pendistribusian bahan pangan pokok seperti gula, garam, beras, teh, minyak goreng maupun bahan pangan protein ikan, ayam, telur dan daging secara online, sehingga masyarakat dari rumah saja bisa terpenuhi kebutuhan pangannya.

“Selama PPKM Darurat, masyarakat tidak perlu panic buying, dikarenakan sistem pendistribusian pangan telah kami siapkan sehingga dapat mempermudah aksesibilitas dan terpenuhinya pemerataan pangan.”jelas Arief, Senin (5/7/2021)

Hal ini pun sebagai upaya pencegahan penularan covid dengan meminimalisir kontak langsung masyarakat, tambahnya.

Selain itu, Arief menyebut untuk pendistribusian pangan hingga ke pelosok desa, Ia berencana akan memperluas channel distribusi pangan berkolaborasi dengan Induk Koperasi Pedagang Pasar (INKOPPAS).

“Sesuai arahan Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki, RNI diminta untuk berkolaborasi bersama INKOPPAS untuk bekerja sama berperan sebagai rantai distribusi pangan pokok memenuhi kebutuhan masyarakat,” terang Arief pada kesempatan menghadiri Rapat Anggota Luar Biasa INKOPPAS Tahun buku 2020.

Menanggapi arahan tersebut, RNI bersama BUMN Klaster pangan akan mengoptimalkan jaringan distribusi pangan dengan menyalurkan produk - produk pangan dari hulu ke hilir.

“RNI group ada market place pangan digital seperti nushinushi.id yang dikelola Rajawali Nusindo dengan menyediakan beberapa bahan pangan pokok dan pendistribusiannya tersebar di seluruh kota seluruh Indonesia dan di BUMN Klaster pangan kami ada juga kanal Warung Pangan yang dikelola BGR Logistics, ditambah lagi kerja sama RNI dengan beberapa channel e-Commerce dalam pendistribusian produk pangan,”ujar Arief.

Selain itu, dalam sambutan kegiatan Rapat Anggota Luar Biasa INKOPPAS secara daring, MenkopUKM berharap Induk Koperasi Pedagang Pasar beserta Pusat Koperasi Pedagang Pasar dan Koperasi Pedagang Pasar dapat terus hadir sebagai role model koperasi modern. Tidak hanya menyejahterakan seluruh stakeholders, namun juga mengeksplorasi pemanfaatan teknologi dalam upaya terus menyempurnakan proses bisnisnya.

 

Menkop UKM Teten Masduki menambahkan INKOPPAS dapat merealisasikan programnya salah satunya optimalisasi jaringan distribusi pangan, hal ini menurutnya sangat berguna untuk menjaga stabilisasi harga barang pokok. Salah satunya diupayakan koperasi melalui inisiasi kerja sama dengan pihak lain diantaranya BUMN Klaster Pangan maupun PT Mitra BUMDes Nusantara, dalam hal penyediaan sumber bahan pokok yang kompetitif seperti telur ayam, beras, minyak goreng, gula, dan lainnya.

"Hal ini memperpendek rantai perdagangan sehingga harga pangan di masyarakat terkendali," tegas MenkopUKM.

Dalam upaya mengembangkan koperasi pasar modern di tanah air serta menekan keberadaan praktik rentenir atau tengkulak pasar, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki menegaskan bahwa pemerintah akan terus mendorong koperasi pasar untuk mengembangkan diri menjadi entitas bisnis pilihan.

"Induk Koperasi Pedagang Pasar (INKOPPAS) didorong aktif dan bersinergi untuk meregulasi para pedagang pasar agar tidak mencari modal ke para rentenir atau tengkulak," ujar MenkopUKM Teten Masduki, melalui keterangan Pers Kemenkop UKM, 3/7/2021.

"Di samping itu juga, INKOPPAS harus selalu peka terhadap isu terbaru, tren pasar, serta relevansi di zaman yang sangat dinamis ini," lanjut Teten.

 MenkopUKM juga memuji program Digitalisasi Pasar oleh INKOPPAS yang telah mengembangkan core koperasi lengkap dan terintegrasi dengan sistem pembayaran untuk membantu konsumen dan pedagang berdagang secara cashless atau nontunai.