Incar Industri Logistik Hingga FnB, Bekasi Fajar Industrial Estate Targetkan Pendapatan Hingga Rp700 Miliar di 2021

Oleh : Hariyanto | Senin, 05 Juli 2021 - 09:32 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Pada tahun ini, pengembang Kawasan Industri MM2100, PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk (BEST) menargetkan pendapatan mencapai Rp 700 miliar dengan  mengincar industri tahan banting terhadap dampak pandemi COVID-19 seperti sektor data center, logistik, healthcare serta food and beverages.

Direktur Utama PT Bekasi Fajar Industrial Estate Tbk, Yoshihiro Kobi mengatakan, perseroan percaya akan potensi kebutuhan pelaku bisnis atas kawasan industri yang profesional dan dapat diandalkan, terutama di Kawasan Industri MM2100 Bekasi.

"Strategi perseroan adalah terus fokus pada bisnis kawasan industri dan akan melanjutkan pengembangan, termasuk sarana dan fasilitas dan memanfaatkan pembangunan infrastruktur di sekitarnya untuk meningkatkan nilai kawasan," ungkap Yoshihiro dalam keteranganya akhir bulan lalu.

Kawasan MM210 akan dilewati oleh JORR II Cibitung – Cilincing dan para penghuni kawasan akan mendapatkan keuntungan dari penambahan akses dan konektivitas di MM2100. 

Selain itu Kawasan MM2100 juga akan mendapatkan manfaat dari rencana infrastruktur pemerintah ke depan seperti LRT, Tol Jakarta-Cikampek Selatan, proyek perluasan Tanjung Priok dan pembangunan Pelabuhan Patimban.

Menurut Yoshihiro, meskipun kondisi perekonomian dalam proses pemulihan namun pandemi COVID-19 belum berakhir. Perseroan menargetkan marketing sales seluas 10-15 hektar dengan harga rata-rata penjualan Rp 2,6 juta-3,2 juta/m2.

Perseroan telah menambah marketing sales lahan industri di kuartal I-2021 seluas 0,5 ha dan menargetkan pertumbuhan recurring income yang stabil pada sisa tahun berjalan.

"Target pasar perseroan terutama pada industri-industri yang relatif tahan terhadap dampak pandemi seperti industri data center, logistik, healthcare dan food and beverages," terangnya.

Hingga akhir tahun 2020, emiten Bursa Efek Indonesia berkode saham BEST ini tercatat memiliki seluas 1.040 hektar secara gross, sementara secara nett seluas 640 ha.

Perseroan akan tetap berupaya meningkatkan luas landbank dengan melakukan akuisisi lahan di tahun ini. Terkait itu, BEST mengalokasikan belanja modal (Capex) sebesar Rp 300 miliar hingga Rp 350 miliar.

Selain untuk akuisisi lahan, belanja modal digunakan untuk pembangunan infrastruktur kawasan industri. Meski demikian, menurut Yoshihiro, alokasi capex akan sangat tergantung dengan performa penjualan serta arus kas perseroan.

"Hingga akhir Mei kami sudah membelanjakan Capex sebesar Rp55 miliar atau 11% dari target alokasi capex 2021," ungkapnya.

Terkait kinerja di kuartal I-2021, perseroan telah mencatatkan marketing sales seluas 0,5 ha dengan harga jual rata-rata Rp 3 juta per ha. Total penjualan yang dicacatkan per Maret 2021 sebesar Rp36 miliar, dengan laba kotor Rp 16 miliar. Posisi EBITDA mesih positif pada angka Rp 500 juta dengan perolehan rugi bersih Rp115 miliar.