Be Your Self, Rahasia Menjadi Content Creator yang Menarik dan Berkarakter

Oleh : Chodijah Febriyani | Sabtu, 26 Juni 2021 - 09:35 WIB

INDUSTRY.co.id - Saat internet sudah cukup merata di Indonesia kemudian fasilitas smartphone pun mumpuni, setiap orang di era digital sekarang ini bisa manfaatkannya sebagai sarana content marketing. Di mana seiring waktu penggunaan internet, apalagi sejak pandemi makin banyak bermunculan content creator.

“Masa pandemi ini merupakan kesempatan yang tepat untuk belajar digital skills, kalau itu dimanfaatkan dengan baik bisa jadi sumber penghasilan,” ujar Dee Rahma, Dee Rahma, Digital Marketing Strategic & Content Creator saat webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat I melalui siaran pers yang diterima Industry.co.id.

Bagi generasi milenial yang tertarik mencoba menjadi content creator, pahami dulu mengenai konten itu sendiri yakni sebuah cara untuk menyampaikan pesan komunikasi tertentu kepada public melalui berbagai wadah media. Konten terdiri berbagai macam format, berupa tulisan, gambar, suara, hingga video.

Diketahui, revolusi social media di awali tahun 1980-an saat penggunaan komputer pribadi dan internet semakin berkembang. Bill Gates, Pendiri Microsoft ketika itu ingin setiap orang memiliki PC di rumahnya.

Awalnya internet hanya dipakai militer US saja, lalu digunakan publik untuk semua orang. Perkembangan berlanjut saat Facebook pertama kali ada di tahun 2004 lalu muncul iPhone era dengan kemudahan sharing foto dan video. Saat ini jutaan konten telah tersebar di seluruh dunia.

Lalu saat sudah memiliki keinginan memulai jadi content creator, sebaiknya masuk ke platform social media yang mana? Dee mengungkapkan hal itu kembali lagi ke pribadi masing-masing, sesuai dengan karakter dan personality.

“Dimulai dari content creatorsnya dulu nih, kita seperti apa karakter personalitynya, kreatifitas kita apa, itulah yang menjadi diri sendiri membuat kita unik. Be your self aja karena dengan itulah orang-orang mem-follow kita karena karakter atau informasi yang kita bagikan menarik,” jelasnya.

Selanjutnya, belajar membuat konten yang menarik dan punya nilai positif. Dee menjabarkan beberapa kategori konten menarik seperti mendidik atau edukatif, bisa berupa tutorial dan tips trik misalnya membuat video traveling di masa pandemi.

Kemudian, adalah kategori menghibur bisa berupa komedi dan humor, maupun berita hiburan. Pilihan lainnya adalah konten yang bersifat persuasif dan storytelling, dari semua pilihan tersebut pastikan untuk tidak menyebar hoax.

“Sebagai content creator kita juga punya tanggung jawab moral ya untuk membagikan hal yang positif,” ujarnya.

Secara detail, Dee ikut memberi tips khusus untuk para content creator memperhatikan tren atau viral content misalnya membuat berupa mikro blog yang tidak terlalu banyak foto tapi menempatkan banyak tulisan di Instagram. Ada juga untuk jenis video singkat di TikTok misalnya pakai lagu yang lagi populer.

“Setelah memposting sesuatu kita bisa tahu mana yang disukai audience dari situ kita kembangin konten kita lagi,” tukasnya.

Kiat lainnya, seorang content creator juga harus memahami preferensi audience dan membuat karya yang orisini berdasarkan kreatifitas personal creator. Sebab conten creator kekuatannya di personality.

Harus sesuai dengan personality, sehingga bisa jadi diri sendiri. Perhatikan juga resolusi gambar agar hasil jernih agar orang lebih tertarik. Buat judul headline menarik agar memantik rasa penasaran. Selain itu bangun interaksi dengan pemirsa sosial media.

Webinar Literasi Digital wilayah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat I, kali ini menghadirkan pula narasumber lainnya seperti Pimpinan Ombudsman RI 2016-2021 Ninik Rahayu, Creative Concept Planet Design Oleg Sanchabakhtiar, dan Pegiat Pencari Fakta Depi Agung Setiawan. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya digital skills, digital ethics, digital safety dan digital culture untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.