Berbahasa Indonesia di Dunia Digital Masih Perlu Perhatian Khusus

Oleh : Chodijah Febriyani | Kamis, 24 Juni 2021 - 19:00 WIB

INDUSTRY.co.id - Menurut survei UNESCO mengungkap minat baca masyarakat Indonesia diketahui hanya 0,001 persen. Hal ini artinya dari 1000 orang Indonesia hanya satu orang yang membaca, fakta ini pun dapat berdampak pada budaya dan bahasa. Terlebih di era digital saat penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar sudah sangat banyak mengalami kemerosotan.

Erlangga Grechinov, seorang pendiri Komunitas Fakta dan Bahasa mengungkapkan, secara digital bahasa Indonesia merupakan sebuah kekuatan besar.

Bahasa Indonesia diketahui berada dalam urutan ke-6 dari 10 bahasa besar di dunia yang memengaruhi dunia internet. Kenapa bisa demikian? Ini berkaitan dengan besarnya jumlah penududuk dan akumulasi gadget di Indonesia yang lebih banyak dari jumlah penduduk itu sendiri.

“Jarang atau sedikit sekali konten yang bermanfaat dan bermutu. Sebagai pendidik saya cukup sedih mendengarnya, saat ini handphone sudah secanggih namun belum dibarengi dengan kecerdasan penggunanya,” ujar Alda Dina Bangun, Guru SD Cahaya Bangsa Kota Baru Parahyangan saat webinar Literasi Digital wilayah Kota Bekasi, Jawa Barat I, melalui siaran pers yang diterima Industry.co.id.

Terkait dengan digitalisasi yang semakin cepat, penggunaan bahasa Indonesia saat ini masih memerlukan perhatian. Terutama penggunaannya yang baik dan benar seharusnya bisa diterapkan setiap saat, bahkan di saat kesal walaupun tim sepakbola favorit kalah atau senang ketika menang.

“Mengapa hal tersebut perlu? Karena ada tata krama berupa perkataan dan perbuatan dengan budi pekerti, beradab sesuai dengan norma kesopanan,” kata Alda.

Lebih jauh Alda mengungkapkan hal yang sering dilupakan, dari penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar ini adalah identitas kita sebagai warga negara Indonesia dalam sumpah pemuda yang menjunjung tinggi pula bahasa persatuan bahasa Indonesia.

“Jangan lupa kita adalah bangsa Indonesia yang beradab dan memiliki sopan santun,” jelas Alda.

Oleh sebab itu sebagai pengguna ponsel pintar di era teknologi jangan melupakan penggunaan padanan kata bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, seperti misalnya daring yang merupakan singkatan dalam jaringan dan luring yang berarti luar jaringan. 

Selain itu perhatikan juga penggunaan huruf besar yang mengisyaratkan emosi atau sedang berteriak. Di mana memang masih ada beberapa orang yang tidak tahu bahwa ada tata krama dalam dunia digital. Terdapat juga beberapa hal yang terkesan sepele seperti huruf kapital dan penempatan titik koma.

Webinar Literasi Digital di Jawa Barat I, Kota Bekasi, merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. 

Hadir pula narasumber seperti CMO Kadobox Henry V Herlambang, CEO The F People Rachel Octavia, dan Adsistant Editor Kompas.com Firzie A Idris. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya digital skills, digital ethics, digital safety dan digital culture untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.