Perlunya Tata Krama Berbahasa Indonesia yang Baik dan Benar di Dunia Digital

Oleh : Chodijah Febriyani | Selasa, 22 Juni 2021 - 17:30 WIB

INDUSTRY.co.id - Menurut seorang pendiri Komunitas Fakta dan Bahasa, Erlangga Grechinov secara digital bahasa Indonesia merupakan sebuah kekuatan besar. Bahasa Indonesia berada dalam urutan ke-6 dari 10 bahasa besar di dunia yang memengaruhi dunia internet. Mengapa bisa demikian? Hal ini berkaitan dengan jumlah gadget di Indonesia yang lebih besar dari jumlah penduduknya sendiri.

“Tapi sayangnya bahasa yang dominan itu belum tentu positif, karena kita punya mentalitas ngerumpi, bukan mentalitas membaca,” ujar Alda Dina Bangun, Guru SD Cahaya Bangsa Kota Baru Parahyangan saat webinar Literasi Digital wilayah Jawa Barat I, Kabupaten Bekasi, Rabu (16/6/2021).

Sehingga jarang atau sedikit sekali konten yang bermanfaat dan bermutu. Alda mengungkap sebagai pendidik dirinya cukup sedih mendengarnya, saat ini handphone sudah secanggih itu namun belum dibarengi dengan kecerdasan penggunanya.

Berhubungan dengan digitalisasi yang semakin cepat, penggunaan bahasa Indonesia saat ini masih memerlukan perhatian lagi. Di mana penggunaannya yang baik dan benar sebenarnya bisa diterapkan setiap saat, bahkan di saat kesal walaupun tim sepakbola favorit kalah atau senang ketika menang.

“Mengapa hal tersebut perlu? Karena ada tata krama berupa perkataan dan perbuatan dengan budi pekerti, beradab sesuai dengan norma kesopanan,” sebut Alda.

Lebih jauh dia mengemukakan hal yang sering dilupakan, dari penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar ini adalah identitas kita sebagai warga negara Indonesia dalam sumpah pemuda yang menjunjung tinggi pula bahasa persatuan bahasa Indonesia.

“Jangan lupa kita adalah bangsa Indonesia yang beradab dan memiliki sopan santun,” katanya.

Karena itu sebagai pengguna ponsel pintar di era teknologi jangan melupakan penggunaan padanan kata bahasa Inggris ke bahasa Indonesia, seperti misalnya daring yang merupakan singkatan dalam jaringan dan luring yang berarti luar jaringan. 

Lalu perhatikan juga penggunaan huruf besar yang mengisyaratkan emosi atau sedang berteriak. Di mana memang masih ada beberapa orang yang tidak tahu bahwa ada tata krama dalam dunia digital. Ada juga beberapa hal yang terkesan sepele seperti huruf kapital dan penempatan titik koma.

Webinar Literasi Digital di Jawa Barat I, Kota Ciamis merupakan bagian dari sosialisasi Gerakan Nasional Literasi Digital 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika. 

Hadir pula narasumber seperti CEO Oreima Film Reza Hidayat, Yani Sujaya dari Masyarakat Anti Fitnah, dan Pakar Psikolog dan Remaja Florencia Irena. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya digital skills, digital ethics, digital safety dan digital culture untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.