Miris! Rugi Triliunan Rupiah, Sejumlah Pengusaha Transportasi di Jateng 'Bangkrut'

Oleh : Ridwan | Sabtu, 19 Juni 2021 - 17:30 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Jawa Tengah yang masuk salah satu provinsi dengan jumlah Zona merah Covid-19 terbanyak berdampak ke berbagai sektor, salah satunya pelaku usaha transportasi.

Pasalnya, banyak usaha transportasi yang mandek dan terancam gulung tikar sebab terpaksa tak beroperasi di tengah terpaan pandemi Covid-19 yang makin meluas ini.

"Sudah hampir 1 tahun pemasukan nihil, terhitung dari bulan Maret 2020 sampai akhir tahun. Kemudian kemarin yang dari Januari 2021 perlahan mulai bangkit, tapi pas mau lebaran tiba-tiba tidak boleh lagi," kata Ketua Transportasi dan Pariwisata (Triparta) Indonesia, Z Pambudi Hartono (18/6/2021).

"Itu benar-kami membuat kami pelaku usaha transportasi pasti sangat merasakan dampak kondisi sekarang ini. Usaha kami terancam gulung tikar atau kalau kami mau nekat otomatis kami harus tombok," tambahnya.

Pria yang sering disapa Zyen itu menyebutkan, di Jawa Tengah sendiri ada sekira 150 pengusaha yang tergabung dalam Triparta.

Menurutnya, para pengusaha tersebut rata-rata merasakan dampak yang sama dengan penurunan potensi pendapatan hampir mencapai 100 persen bahkan mengalami kerugian.

Hal itu karena menurutnya banyak konsumen yang menunda bahkan membatalkan pemesanan transportasi seiring dengan melonjaknya kasus positif covid-19.

Lebih lanjut, ia merinci, sebelumnya rata-rata omzet yang didapatkan pengusaha transportasi bisa mencapai Rp 11 juta sampai Rp 13 juta perbulan dan dapat membayar angsuran mobil. Namun saat ini, ia menyebut banyak di antaranya yang yang "gigit jari" karena minimnya pendapatan.

"Pasti penurunannya drastis. Yang saya rasakan, layanan pergi ke Bali 5-7 hari dicancel semua, mau ke Jabar dicancel semua, kemudian ke Bromo tanggal 25-27 besok juga dicancel semua. Saya posisi di Semarang, tamu-tamu terkadang memang ada yang tidak mendapatkan izin bepergian dan ada yang memang ketakutan untuk bepergian, jadi dampaknya sangat signifikan. Job kami di Jawa Tengah sebanyak 80 persen dicancel," ucapnya.

"Kalau saya, paling dari 10 job tinggal 1-2 job saja karena saya juga melayani armada untuk vaksin di Kudus, jadi hanya melayani itu saja. Rekan-rekan malah armadanya ada yang sudah sampai dikasihkan ke leasing, ada yang dijual, dan lain-lain," lanjutnya.

Zyen berharap, akan segera ada solusi dari pemerintah terkait dengan nasib para pelaku usaha transportasi itu agar tetap bisa bertahan di masa pandemi Covid-19 ini.

"Kami sebelumnya sudah melakukan siasat untuk membangkitkan sektor kami dengan melakukan promo wisata murah. Cuma untuk sekarang sendiri wisata murah sudah tidak bisa karena kami harus memangkas pendapatan yang akhirnya hanya bisa untuk menutup bunga bank saja. Kami harap pemerintah mau audiensi dengan kami, tidak hanya aturan diterapkan tetapi ada solusi. Mungkin kami bisa diberdayakan untuk bantuan seperti support armada bagi tenaga medis walaupun ibarat kata sewa atau tidak dibayar sepenuhnya, setidaknya itu meringankan," tandas Zyen.