Covid-19 di RI Menggila! Ketua Satgas IDI Minta Pemerintah Terapkan Lockdown, Publik: Setuju Dok...

Oleh : Candra Mata | Sabtu, 19 Juni 2021 - 16:58 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Kasus Covid-19 di Indonesia dalam beberapa hari terakhir terus memprihatinkan.

Dimana tercatat pada Jumat (18/6/2021) kemarin, 12 ribuan lebih warga Indonesia terjangkit covid-19. Jumlah kasus inipun menjadi yang tertinggi sejak pandemi melanda Indonesia.

Tak hanya itu, bahkan gara-gara melonjaknya kasus Covid-19, keterisian tempat tidur disejumlah rumah sakit rujukan covid-19 di berbagai daerah di Indonesia juga mulai over kapasitas.

Terkait itu, Kepala Satuan Tugas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (Kasatgas IDI), Prof. dr Zubairi Djoerban mengaku khawatir dan menyarankan agar pemerintah segera mengambil kebijakan karantina wilayah secara menyeluruh dan ketat atau lockdown.

"Meski tak populer di Indonesia, namun kebijakan lockdown terbukti efektif di beberapa negara. Sebut saja di India, yang dari 400 ribu kasus per hari, turun menjadi 70 ribu. Saya rasa, pandemi akan sulit terkendali jika jarak sosial ekstrem tidak diperaktikkan," kata Prof Zubairi seperti dikutip redaksi INDUSTRY.co.id dari keterangan ditwitternya pada Sabtu (19/6/2021).

Dalam unggahan tersebut, Prof Zubairi juga menjelaskan perihal berapa lama seharusnya lockdown diterapkan.

Menurutnya yang efektif adalah selama dua minggu. 

"Tapi dilihat juga positivity rate-nya. Turun berapa banyak. Misalnya di Jakarta yang berada di angka 17-18 persen. Ya tunggu sampai 10 persen. Itu cukup. Setelah itu baru kembali lagi ke PPKM Mikro," jelasnya.

Kemudian, Ia juga menjelaskan mengapa Indonesia harus harus menerapkan lockdown.

Karena menurutnya, pandemi Covid-19 sedang serius. Sehingga Indonesia membutuhkan pembatasan pergerakan masyarakat secara total. 

"Saat ini kan rumah sakit penuh, kasus melonjak, beberapa tenaga kesehatan dan medis telah terinfeksi--yang bisa menyebabkan kualitas layanan menurun," imbuhnya.

Selain itu, Prof Zubairi juga menegaskan bahwa kebijakan yang saat ini diterapkan yakni PPKM Mikro dirasa belum cukup.

"Ya lihat saja kondisi sekarang bagaimana. Kebijakan lockdown akan mengesankan bahwa situasi saat ini benar-benar darurat sehingga masyarakat juga sadar akan hal itu. Tidak usah lama-lama--dan memang butuh kesabaran serta kesadaran dari semua pihak," tandasnya.

Namun demikian, dirinya juga menyatakan bahwa kebijakan lockdown tidak akan efektif menekan laju Covid-19 jika tidak dilakukan secara serius.

"Asal dilakukan dengan benar ya akan efektif. Namun saya juga tidak bisa memaksakan. Itu terserah yang punya kewenangan," ungkapnya.

"Sebagai dokter, tentu saja saya ingin memprioritaskan keselamatan dan kesehatan. Terima kasih," pungkas Prof Zubairi.

Untuk diketahui, unggahan Prof Zubairi tersebut telah menuai beragam reaksi komentar dari masyarakat.

'Setuju, dok," ucap Juliantie.

"Akhirnya menemukan kembali yg menyuarakan hal ini.. Setuju, sangat setuju. Thank Prof for speaking.," sebut Nova.

"Lockdown total 14 hari. Seluruh rakyat tanpa kecuali dpt SUBSIDI/BLT yg layak & sesuai utk tetap memenuhi kebutuhan sampai batas waktu lockdown tsb (14 hari). Pelaksanaan diawasi ketat oleh aparat. Ada yg melanggar, pidana. Selesai, insya Allah aman. Tanpa drama.," tandas Ida Haryono.

"Saya setuju lockdown perlu prof, kasih kejutan ke warga kl saat ini sudah darurat. sebagian besar warga yg tidak tahu lonjakan angka² covid berpikiran semua baik² saja. 2 minggu dulu lalu tinjau lagi. hanya bgm dgn mereka yg bergantung penghasilan dari satu hari baru bisa makan," imbuh Adelina.