Di Indonesia, Data Pribadi yang diakses di Internet Belum dianggap Penting

Oleh : Chodijah Febriyani | Sabtu, 19 Juni 2021 - 18:00 WIB

INDUSTRY.co.id - Di tengah era pertumbuhan teknologi dan pengguna ponsel serta internet yang kian massif, data adalah segalanya. Saat seseorang menikmati suatu layanan digital secara gratis, disadari atau tidak, dapat dipastikan mereka membayarnya dengan data pribadi.

"Di Indonesia data pribadi belum dianggap penting pengaruhnya. Apalagi sekarang banyak di mana orang WFH dan melakukan aktifitas online," ujar Rizki Arnosa, CEO Codelite, saat webinar Literasi Digital wilayah Jawa Barat I, Kabupaten Bogor, Selasa (15/6/2021).

Data merupakan segalanya di tengah era pertumbuhan teknologi. Pentingnya menjada identitas pribadi di internet ini di antaranya dengan mengamankan hal yang berhubungan dengan nama lengkap, nomor telepon, nomor rekening bank, termasuk data anak. 

Rizki mengungkapkan ada banyak pencurian data, dengan target pencurian data personal, kelompok, perusahaan, pemerintah. Betapa pentingnya data pribadi untuk dilindungi sebag aka nada potensi masalah yang mungkin timbul dari pencurian data tersebut.

Modusnya pencurian data pribadi bisa beragam. Misalnya saja berupa penawaran untuk pinjaman online dengan syarat yang sangat mudah hanya KTP dan foto diri bersama KTP namun sebenarnya yang diarahkan pelaku adalah supaya bisa mendapatkan data pribadi. Termasuk bila ada transaksi online yang meminta untuk mengisi data dan memberikan foto KTP untuk disalahgunakan. 

Dalam modus lain juga terjadi pencurian data lewat iklan lowongan kerja palsu yang biasanya di broadcast, padahal iklan tersebut palsu. Ada juga pencurian data dalam bentuk survey abal-abal dengan iming-iming pemberian pulsa atau sembako dengan cara meminta foto KTP.

Hal ini patut kita waspadai masyarakat. Dengan pengguna internet dan sosial media yang semakin bertumbuh, peretasan data pribadi juga bisa didapat melalui akun email dan sosial media. sebabnya tetap perbarui kata sandi secara berkala. Lalu gunakan kata sandi yang kuat, sebisa mungkin tidak berhubungan nama, tangal lahir yang bisa jadi mudah ditebak. Saat sedang mengakses internet di tempat umum juga jangan lupa harus selalu logout

"Kadang kita terpaksa menggunakan perangkat milik orang lain atau perangkat umum, pastikan kamu selalu log out setelah menggunakannya. Kalau lupa segera ganti password mu agar data tetap aman," kata Rizky.

Saat mengganti gadget jangan lupa untuk melakukan factory reset, lalu jangan pernah membuka lampiran pada email email spam, bisa jadi ada hacker atau malware yang mengambil data-data. Jangan mengklik tautan di situs web. Hal yang paling penting lagi jangan memberikan kode OTP. 

"Banyak terjadi kasus penipuan dan pencurian hanya dikarenakan kode ini diketahui oleh pelaku kejahatan. OTP hanya berlaku terbatas dan hanya boleh digunakan oleh orang-orang yang menerimanya baik melalui email, what’sApp dan sms," ujarnya lagi.

Selain itu, pastikan URL situs web yang anda kunjungi. Perhatikan URL yang anda klik apakah mereka terlihat sah? Hindari mengklik tautan dengan URL yang tidak. Usahakan untuk tidak penggunaan wifi publik. Untuk keamanan keuangan, awasi laporan bank secara berkala dan menanyakan ke pihak bank jika transaksi yang tidak dikenal. 

Lalu bagaimana kalau sudah dicuri? Lapor melalui customer service, bila ada transaksi mencurigakan yang tidak kamu ketahui di rekening bank. Selanjutnya Anda juga bisa lapor ke siber polri, dengan alamat patrolisiber.id. Persiapkan barang bukti dan simpan juga sebagai backup, agar cepat bisa juga dilaporkan melalui webite langsung ke sentra pelayanan Polri dengan menyertakan apa kerugian yang sudah dialami. 

Webinar Literasi Digital wilayah Jawa Barat I, Kabupaten Bogor kali ini menghadirkan pula narasumber lainnya seperti Digital Marketing Strategist Dee Rahma, Bentang Febrylian dari Masyarakat Anti Fitnah Indonesia, dan Duta Bahasa Jawa Barat Anggi Aauliyani S. Kegiatan ini merupakan bagian dari program Literasi Digital di 34 Provinsi dan 514 Kabupaten dengan 4 pilar utama. Di antaranya digital skills, digital ethics, digital safety dan digital culture untuk membuat masyarakat Indonesia semakin cakap digital.