Microsoft Luncurkan Produk Baru dan Berikan Panduan untuk Meningkatkan Keamanan di Lingkungan Kerja Hybrid

Oleh : Herry Barus | Minggu, 23 Mei 2021 - 14:00 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Microsoft Corp. mengumumkan sejumlah produk baru dan memberikan panduan untuk mengatasi serangan siber yang semakin meningkat dan kompleks. Termasuk di antaranya adalah dukungan tambahan pada otentikasi multi-faktor dan perlindungan keamanan untuk konsumen, serta transisi Microsoft sendiri dalam membuat karyawan mengadopsi pendekatan Zero Trust.

 Hal ini menjadi sangat penting karena lanskap keamanan siber telah berubah seiring dengan munculnya serangan kompleks berskala besar belakangan ini. Peretas melakukan rata-rata 50 juta serangan password setiap harinya — 579 per detik, dan serangan phishingjuga telah meningkat. Tidak hanya itu, serangan firmware juga semakin bertambah, dan ransomware telah menjadi sangat rumit. Tahun lalu, Microsoft berhasil mencegat dan menggagalkan 30 miliar ancaman email dan saat ini aktif melacak lebih dari 40 aktor serta lebih dari 140 kelompok ancaman yang mewakili 20 negara.

 Mary Jo Schrade, Assistant General Counsel, Regional Lead, Microsoft Digital Crimes Unit Asia  dalam siaran persnya mengatakan, “Sebagian besar wilayah kita telah beralih ke remote working selama satu tahun terakhir. Dengan kita melanjutkan kebutuhan untuk bekerja dari rumah, baik itu secara penuh waktu ataupun paruh waktu, kita perlu menggunakan lebih banyak alat dan membangun pertahanan terhadap potensi serangan siber. Di Asia, mengadopsi otentikasi multi-faktor dan pendekatan Zero Trust adalah dasar untuk bekerja dari rumah atau hybrid secara lebih aman”.

Usaha kecil dan menengah (UKM) khususnya sangat rentan terhadap ancaman keamanan siber - di Asia Pasifik, UKM membentuk lebih dari 98% perusahaan dan mempekerjakan 50% tenaga kerja, yang merupakan bagian integral dari kesejahteraan sosial dan ekonomi di wilayah ini. Sayangnya, sebagian besar UKM tidak tahu bagaimana cara melindungi perusahaan mereka. Banyak dari mereka juga kekurangan staf IT dan masih memiliki komputer serta jaringan yang keamanannya tidak memadai. Oleh karena itu, Microsoft memberikan beberapa panduan terkait bagaimana perusahaan