Citra Borneo dan Grand Resources Teken Kontrak Kerjasama Jual Beli Stearin dan Olein

Oleh : Abraham Sihombing | Selasa, 18 Mei 2021 - 18:23 WIB

INDUSTRY.co.id - Pangkalan Bun - PT Citra Borneo Utama (CBU) dan Grand Resources Group (Singapore)Pte, Ltd. (GRGS) menandatangani perjanjian kerjasama jual-beli (Offtake Agreement) penyediaan produk turunan kelapa sawit yaitu Stearin dan Olein secara virtual pada 12 Mei 2021.

CBU adalah pabrik penyulingan dan fraksinasi minyak kelapa sawit yang merupakan industri hilir dimana 32% kepemilikan sahamnya dipegang oleh PT Sawit Sumbermas SaranaTbk (SSMS). Adapun GRGS adalah anak usaha Grand Industrial Holding Co. Ltd., yaitu perusahaan besar China yang bergerak di berbagai macam industri.

CBU memproduksi produk-produk turunan minyak sawit melalui proses penggilingan dan pemurnian. Proses tersebut terdiri dari dua tahap, dimana tahap pertama adalah proses fraksinasi, yaitu kristalisasi dan proses pemisahan yang menghasilkan stearin yang berbentuk padat dan olein yang berbentuk cair.

Penandatanganan kerjasama ini dilakukan oleh Monica Putri, Marketing Deputy Director CBU, dan dari pihak GRGS diwakili oleh Robert Xiu Qiang. Nilai kontrak awal kerja sama ini adalah USD10 juta. Penandatanganan itu disaksikan langsung oleh CEO SSMS, Vallauthan Subraminam; CEO Citra Borneo Indah Group, Rimbun Situmorang; dan Direktur CBU, Balakrisnan Naidu melalui virtual.

Dalam sambutannya Monica mengemukakan, tujuan dari kerja sama tersebut adalah memastikan rencana penyediaan stearin dan olein untuk memenuhi kebutuhan. Dalam kerja sama tersebut, GRGS mendapatkan keuntungan karena dapat memperoleh pasokan tetap stearin dan Olein, dimana kedua produk tersebut masih langka di pasaran dunia. Sedangkan CBU mendapatkan keuntungan dengan adanya pembeli tetap.

Hal ini menjadi tonggak penting bagi CBU dalam mengembangkan bisnis serta kualitas dari setiap produk yang dihasilkan. “Ini akan menjadi milestone (batu loncatan-red) penting bagi kedua belah pihak. Penandatanganan tersebut nantinya diharapkan dapat dilanjutkan dengan kerjasama yang saling menguntungkan dan dapat dikembangkan,” papar Monica.

Ke depan, kerja sama ini diharapkan dapat memberikan support kepada CBU terhadap keberlangsungan bisnis usaha yang sangat menjanjikan bagi seluruh pemegang saham dan para pemangku kepentingan. Untuk bahan baku CPO-nya, CBU saat ini masih memproleh pasokan secara penuh dari SSMS. Karena itu, sekitar 80% dari total bahan baku yang dibutuhkan CBU berasaldari CPO yang dipasok SSMS dan sisanya 20% berasal dari pihak ketiga.

Pada akhir 2020, SSMS menambah porsi kepemilikan saham di CBU sebesar 32% dari sebelumnya hanya sebesar 19%. SSMS optimistis, peningkatan kepemilikan saham tersebut diharapkan dapat meningkatkan likuiditas dan keuntungan perseroan di masa depan. (Abraham Sihombing)