ANTAM Catat Total Penjualan Bersih Sebesar Rp 9,21 Triliun Pada 1Q21

Oleh : Hariyanto | Selasa, 04 Mei 2021 - 10:39 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Pada tahun 2021, PT Aneka Tambang Tbk (ANTAM) berfokus pada strategi untuk mengembangkan basis pelanggan di dalam negeri, terutama pemasaran produk emas dan bijih nikel ANTAM, seiring dengan pertumbuhan tingkat penyerapan pasar dalam negeri.

Informasi yang dikutip INDUSTRY.co.id, Selasa (4/5/2021) menyebutkan, pada periode Triwulan Pertama Tahun 2021 (1Q21), total penjualan bersih ANTAM tercatat sebesar Rp9,21 triliun, meningkat 77% dibandingkan periode 1Q20 sebesar Rp5,20 triliun. Penjualan bersih domestik menjadi penyumbang capaian yang dominan sebesar Rp7,45 triliun atau 81% dari total penjualan bersih ANTAM.

Berdasarkan segmentasi komoditas, penjualan emas menjadi kontributor terbesar terhadap total penjualan bersih sebesar Rp6,59 triliun (72%), disusul feronikel yang mencatatkan penjualan sebesar Rp1,23 triliun (13%), bijih nikel sebesar Rp950,01 miliar (10%), serta segmen bauksit dan alumina sebesar Rp365,81 miliar (4%).

Pada tahun 2021, ANTAM berfokus dalam pengembangan basis pelanggan logam mulia di pasar dalam negeri. Hal tersebut seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat dalam berinvestasi emas serta pertumbuhan permintaan emas di pasar domestik.

Kinerja penjualan emas ANTAM pada 1Q21 mencapai 7.411 kg (238.269 troy oz), meningkat 45% dari capaian 1Q20. Sementara itu pada 1Q21 ANTAM mencatatkan total volume produksi emas dari tambang Pongkor dan Cibaliung sebesar 289 kg (9.292 troy oz).

ANTAM terus melakukan inovasi penjualan produk emas Logam Mulia dengan mengedepankan mekanisme transaksi penjualan dan buyback emas secara online.

Melalui jaringan Butik Emas Logam Mulia yang tersebar di 11 kota di Indonesia dan kegiatan pameran di beberapa lokasi, ANTAM menjalankan kegiatan operasi dan penjualan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat.

Segmen nikel mencatatkan pencapaian kinerja yang positif pada 1Q21. Volume produksi feronikel ANTAM pada 1Q21 tercatat sebesar 6.300 ton nikel dalam feronikel (TNi), dengan tingkat penjualan feronikel sebesar 5.624 TNi.

Penjualan feronikel pada 1Q21 sebesar Rp1,23 triliun, naik 27% dibandingkan periode 1Q20 sebesar Rp965,95 miliar.

Sementara itu untuk komoditas bijih nikel, pada 1Q21 volume produksi bijih nikel yang digunakan sebagai bahan baku feronikel ANTAM dan penjualan kepada pelanggan domestik tercatat sebesar 2,64 juta wet metric ton (wmt), meningkat signifikan 319% dibandingkan 1Q20 sebesar 629 ribu wmt.

Sedangkan volume penjualan bijih nikel ke pasar domestik mencapai 1,60 juta wmt pada 1Q21.

Untuk bauksit, pada 1Q21 ANTAM mencatatkan volume produksi bauksit yang digunakan sebagai bahan baku bijih pabrik Chemical Grade Alumina (CGA) serta penjualan kepada pihak ketiga sebesar 557.354 wmt dengan capaian total volume penjualan bauksit mencapai 384.785 wmt.

Sementara itu volume produksi CGA ANTAM mencapai 15.315 ton alumina dengan tingkat penjualan CGA mencapai 36.098 ton alumina atau tumbuh 50% dibandingkan capaian 1Q20.

Terkait dengan proyek pengembangan usaha, saat ini ANTAM sedang menyelesaikan tahap konstruksi proyek pembangunan pabrik feronikel di Halmahera Timur, Maluku Utara yang memiliki kapasitas terpasang sebesar 13.500 TNi per tahun.

Dalam hal pengembangan hilirisasi komoditas bauksit, saat ini Perusahaan terus berfokus dalam pembangunan pabrik Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) di Mempawah, Kalimantan Barat, yang dikembangkan bersama dengan PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) dengan kapasitas pengolahan sebesar 1 juta ton SGAR per tahun.