Indonesia Diharapkan Terlibat, Presiden Xi Jinping Siapkan Rp 1.649 T Bangun Jalur Sutra Baru

Oleh : Herry Barus | Senin, 15 Mei 2017 - 10:17 WIB

INDUSTRY.co.id - Beijing - Presiden China Xi Jinping menyiapkan US$ 124 miliar atau sekitar Rp 1.649 triliun (kurs Rp 13.300/US$) untuk membangun jalur sutra baru. Dalam rencana ini, ia pun membuka kesempatan kepada setiap pihak untuk bergabung mengembangkan rencana besar untuk memakmurkan dunia.

Sebelumnya, China telah memuji konsep Belt and Road sebagai cara baru untuk meningkatkan pembangunan di 2013 lalu, yang bertujuan untuk memperluas hubungan antara Asia, Afrika, Eropa yang didukung oleh investasi infrastruktur miliaran dolar.

"Kita harus membangun pola kerja sama dan menjunjung tinggi upaya untuk meningkatkan ekonomi dunia," kata Xi Jinping seperi dikutip dari Reuters, Minggu (14/5/2017).

"Kita harus bersama-sama menciptakan lingkungan yang baik untuk meningkatkan pembangunan, membentuk sistem perdagangan dan investasi internasional yang adil dan transparan," tambahnya.

Xi Jinping menjanjikan dorongan dana besar-besaran ke jalur sutra baru, antara lain:

  • Tambahan 100 miliar yuan atau US$ 14,50 miliar ke dalam pendanaan jalur sutra
  • 250 miliar yuan pinjaman dari China Development Bank (CDB)
  • 130 miliar yuan pinjaman dari Bank Ekspor-Impor China
  • Bantuan 60 miliar yuan ke negara-negara berkembang dan lembaga internasional di negara yang dilalui jalur sutra
  • Mendorong lembaga keuangan untuk memperluas pinjamannya hingga 300 miliar yuan
  • 2 miliar yuan untuk bantuan makanan darurat
  • US$ 1 miliar untuk dana kerja sama selatan-selatan
  • US$ 1 miliar untuk proyek kerja sama di negara-negara jalur sutra baru

Dikutip dari The Guardian, selain Presiden Joko Widodo, sejumlah pemimpin dunia lainnya dikabarkan juga akan hadir dalam KTT BRI. Sebut saja seperti Presiden Rusia Vladimir Putin, Perdana Menteri Pakistan Nawaz Sharif, dan Aung San Suu Kyi dari Myanmar.

Kerja sama di bawah kerangka BRI ini merupakan bentuk strategi pertumbuhan ekonomi terutama antara China dan seluruh negara Eurasia. BRI terdiri atas dua komponen utama jalur ekonomi yaitu Jalur Sutra Darat dan Jalur Sutra Maritim.

Jurubicara Kemenlu Arrmanatha seperti diberitakan sebelumnya mengungkapkan pertemuan BRI akan dihadiri sekitar 20 kepala Negara ber tujuan pemerintah RI menghadiri forum tersebut adalah untuk melihat posisi dan peluang Indonesia dalam kebijakan China tersebut.

"Tujuan utama pemerintah menghadiri forum itu untuk meningkatkan percepatan pembangunan infrastruktur nasional, seperti pembangunan jalan tol, pelabuhan, dan lain lain," ujar Arrmanatha.

Sementara itu, Direktur Asia Timur dan Pasifik Kementerian Luar Negeri RI Edi Yusup memaparkan, dalam pertemuan sebelumnya Presiden Jokowi dan Xi Jinping telah membahas beberapa kesepakatan. Salah satunya, China sepakat untuk membuka akses pasar bagi produk-produk pertanian Indonesia.

Disinggung mengenai adakah proposal yang akan diajukan oleh pemerintah RI dalam KTT BRI tersebut, Edi mengatakan beberapa proyek sudah ada yang dikembangkan oleh Indonesia. Ia menyebut kereta api, Trans-Sulawesi, dan infrastruktur lainnya.

"Pada pertemuan kali ini, fokus pemerintah RI akan mengarah pada kerja sama ekonomi dan investasi dan juga menindak lanjuti kesepakatan-kesepakatan yang telah dicapai sebelumnya," ujar Edi.