Alamak, INDEF Ungkap Kabar Tak Sedap! Daya Beli Anjlok, Pengangguran Melonjak

Oleh : Wiyanto | Kamis, 22 April 2021 - 21:10 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Institute for Development of Economics and Finance ( INDEF) memaparkan pandemi COVID-19 berimplikasi terhadap meningkatnya pengangguaran di Indonesia.

Dalam publikasi BPS September 2020, terdapat peningkatan pengangguran sebanyak 2,56 juta orang akibat COVID-19. Bahkan KADIN menyebutkan angka pengangguran meningkat hingga 5 juta orang pada 2020.

"Angka ini diprediksi akan terus bertambah pada kuartal I 2021 seiring belum berakhirnya pandemi," ungkap siaran INDEF di Jakarta, Kamis (22/4/2021).

Publikasi BPS (Agustus 2020), menyatakan total penduduk usia kerja yang terdampak Covid-19 mencapai 29,12 juta orang. Antara lain terdiri menambah pengangguran terbuka 2,56 juta, menjadi Bukan Angkatan Kerja (BAK) 0,76 juta orang, sementara tidak bekerja 1,77 juta orang, dan mengalami pengurangan jam kerja24,03 juta orang.

Dampak dari pandemi terhadap ketenagakerjaan tersebut adalah merosotnya penghasilan (income) tenaga kerja, baik akibat menganggur maupun berkurangnya jam kerja. Lonjakan pengangguran tersebut berdampak terhadap daya beli (konsumsi) masyarakat. Hingga triwulan IV 2020, konsumsi masyarakat anjlok atau minus 3,61 persen (Y-oY).

Penurunan konsumsi ini diprediksi masih akan berlanjut hingga awal 2021 karena masih sulitnya menekan pengangguran.

"Tingkat penjualan eceran (khususnya sektor padat karya) juga mengalami kontraksi pada seluruh kelompok pengeluaran, antara lain pada penjualan makanan, minuman, dan tembakau; pakaian, alas kaki, perlengkapan rumah tangga; suku cadang dan aksesoris; bahan bakar kendaraan; peralatan informasi dan telekomunikasi; barang budaya dan rekreasi; serta barang lainnya," tulis INDEF.