Menteri UKM Khawatirkan Koperasi yang Tidak Inovatif

Oleh : Ahmad Fadli | Senin, 15 Mei 2017 - 08:39 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta- Menteri Koperasi dan UKM AAGN Puspayoga mengkhawatirkan koperasi yang tidak inovatif dalam merespons perkembangan teknologi karena kemungkinan besar akan tertinggal dalam berbagai hal.

Menteri Koperasi Anak Agung Gede Ngurah (AAGN) Puspayoga dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (14/5/2017) menegaskan bahwa koperasi akan ketinggalan bila tidak segera melakukan inovasi di bidang teknologi informasi, khususnya dalam melayani anggotanya.

"Untuk meningkatkan pelayanan terhadap anggota, koperasi harus melakukan inovasi teknologi. Jika sudah melakukan hal itu, baru bisa meningkatkan kesejahteraan anggotanya," katanya.

Puspayoga hadir dalam acara sosialisasi hasil Rapat Anggota Tahunan Elektronik (e-RAT) Tahun Buku 2016 Koperasi Simpan Pinjam (KSP) Sejahtera Bersama (SB), di Kota Bogor, Minggu.

Di acara yang dihadiri Deputi Bidang Kelembagaan Kemenkop dan UKM Meliadi Sembiring, Ketua Pengawas KSP SB Iwan Setiawan, dan Dirut KSP SB Dang Zeany Kurdinansyah, Menteri Puspayoga pun mengapresiasi kemajuan teknologi yang dilakukan KSP SB.

Misalnya penerapan Advance Cooperative Online System atau biasa disebut Artos Mobile dan mesin ATM khusus koperasi yang bisa menarik dan menyetor dana secara tunai.

Artos Mobile memiliki fitur-fitur, antara lain pengecekan saldo tabungan dan simpanan berjangka, transfer antar tabungan, pengecekan outstanding penagihan, pembelian/pembayaran pulsa listrik, Telkom, tiket, hingga pembayaran BPJS Kesehatan.

"Sepuluh tahun yang lalu, kita tidak pernah bisa membayangkan seorang pengusaha hotel besar tapi tidak memiliki satu buah kamar pun. Demikian juga dengan pengusaha taksi, yang tidak memiliki satu unit mobil pun untuk taksi. Lihat Agoda, Traveloka, dan sebagainya. Lihat juga Grab, Uber, dan Gojek. Hal itu bisa dilakukan karena mereka menguasai teknologi. Koperasi pun bisa melakukan hal itu dalam meningkatkan pelayanan kepada para anggotanya," kata Puspayoga.

Ia menambahkan, penerapan teknologi koperasi tersebut merupakan bagian dari program Reformasi Total Koperasi yang sudah digulirkan Kemenkop dan UKM, yaitu pengembangan koperasi.

Reformasi koperasi itu meliputi rehabilitasi koperasi, reorientasi koperasi, dan pengembangan koperasi.

"Tujuannya adalah membangun koperasi yang berkualitas. Jumlah koperasi tak perlu banyak, cukup sedikit tapi berkualitas. Jumlah anggota koperasinya yang harus terus kita tingkatkan," kata Puspayoga.

Pada kesempatan yang sama, Iwan Setiawan menjelaskan bahwa e-RAT sudah dijalankan KSP SB untuk kedua kalinya.

Bahkan, tahun lalu mendapat penghargaan dari MURI sebagai koperasi pertama di Indonesia yang melakukan RAT secara elektronik.

"RAT secara elektronik ini terbukti efektif dan efisien, serta semakin banyak anggota yang terlibat dalam RAT. Ke depan, kami akan terus meningkatkan pelayanan terhadap anggota, khususnya dalam e-RAT," kata Iwan.

Iwan menjelaskan, dari total anggota sebanyak 90.054 orang, sebanyak 53 ribuan anggota atau sekitar 59,6 persen mengikuti e-RAT tahun buku 2016.

Dan yang setuju dengan pertanggungjawaban pengurus mencapai 99,3 persen, sedangkan yang setuju dengan program kerja 2017 sebesar 98,14 persen.

"Kinerja usaha KSP SB pada 2016 tumbuh sebesar 22 persen. Dan tahun ini kita akan memperluas jaringan di daerah untuk meningkatkan kinerja kita. Dan kita akan terus melakukan eksplorasi teknologi untuk kemajuan KSP SB," kata Iwan.