Demi Penuhi Persyaratan OJK Terkait Bank Digital, Bank Neo Commerce Mulai Susun Langkah Strategis

Oleh : Hariyanto | Rabu, 21 April 2021 - 10:31 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tengah menyiapkan rancangan penyelenggaraan bank digital yang akan segera diluncurkan pada Semester 1 tahun 2021. Aturan tersebut dibuat untuk mendukung konvergensi antara bank konvensional yang sudah ada dengan kemunculan bank digital.

Untuk itu PT Bank Neo Commerce, Tbk (BNC) menyampaikan komitmennya untuk memenuhi persyaratan bank digital OJK melalui langkah strategis yang telah ditempuh sejak mengumumkan rebranding perusahaan dari Bank Yudha Bhakti Tbk (BBYB) menjadi BNC di tahun 2020.

Heru Kristiyana, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK menyebutkan bahwa tidak ada dikotomi antara bank digital maupun bank umum, mengingat beberapa bank sudah bertransformasi untuk memberikan layanan atau produk digital kepada nasabahnya.

Disamping itu, kapasitas permodalan menjadi salah satu pengaturan bagi bank yang berniat untuk bertransformasi menjadi bank digital seutuhnya. Modal inti minimum tersebut disyaratkan oleh OJK untuk menjamin tata kelola teknologi yang lebih baik, tercukupinya kapasitas permodalan, proyeksi model bisnis ke depan, dan kemampuan untuk mengelola bisnis bank digital.

Menanggapi rencana tersebut, Tjandra Gunawan, Direktur Utama BNC menyampaikan, transformasi yang terjadi pada BNC tidak hanya sekedar pergantian nama saja, tapi juga meliputi aspek fundamental yang tercermin dari perubahan bentuk layanan dari konvensional ke digital. Secara bertahap, BNC akan memberikan neo experience perbankan yang menyenangkan bagi nasabah dengan layanan digital end-to-end.

"Dalam upaya kami memberikan layanan perbankan yang sesuai dengan tagline kami, Banking, Above & Beyond, BNC juga membentuk ekosistem digital yang luas dengan mengajak serta berbagai perusahaan teknologi digital untuk bekerja sama dan sama-sama bertumbuh bersama kami,” jelas Tjandra yang dikutip INDUSTRY.co.id, Rabu (21/4/2021).

BNC melihat kehadiran bank digital semakin penting dengan layanannya yang dapat menjangkau masyarakat lebih luas secara lebih cepat dan nyaman. Tjandra mengakui peralihan menuju bank digital tidaklah mudah dan instan, diperlukan pembentukan infrastruktur dan pondasi yang kuat, termasuk proses edukasi yang berkelanjutan kepada masyarakat.

“Inklusi keuangan telah menjadi perhatian pemerintah, BNC yakin penguatan ekosistem digital di tanah air merupakan kunci untuk mempercepat terwujudnya hal tersebut. Kehadiran bank digital memberikan pilihan bagi masyarakat untuk merasakan pengalaman digital pada layanan perbankan dan finansial. Didukung dengan proses edukasi berkelanjutan yang BNC lakukan, kami yakin literasi keuangan masyarakat akan meningkat dengan merasakan secara langsung ekosistem digital yang BNC bangun yang tentunya lebih cepat, praktis, dan aman,” tambah Tjandra.

Aspek keamanan pelayanan digital bagi nasabah tentu menjadi aspek penting dan tidak bisa diabaikan di dalam bank digital. OJK juga mengimbau pemain bank digital untuk memperhatikan pengaturan keamanan layanan digital seperti penanganan nasabah, cybercrime dan isu lainnya.

Selain itu, OJK menilai proses edukasi nasabah berperan penting untuk menanamkan pemahaman bahwa bank digital justru dapat memberikan lapisan keamanan yang lebih kuat dengan teknologi termutakhir.

“Di dalam rancangan POJK bank umum kami akan tekankan bagaimana bank bisa melakukan keamanan teknologinya agar masyarakat paham bahwa layanan digital bank atau layanan yang menggunakan digitalisasi tidak ada masalah dalam aspek keamanan” sebut Heru.

BNC mendukung upaya OJK untuk mengatur pencegahan kebocoran keamanan data nasabah. Bagi BNC, dengan menjadi bank digital, maka tingkat keamanan layanan perbankan justru menjadi lebih baik karena didukung oleh digital security yang berlapis dari teknologi terkini dari awal hingga akhir.

"Kami sepakat dengan penjelasan OJK, dan oleh karenanya BNC sangat serius mengembangkan digital security dengan bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan teknologi terkemuka. Pembeda yang paling signifikan adalah, di bank konvensional masih terdapat sentuhan manual (human intervention), berbeda dengan bank digital yang mana sentuhan manual tersebut bisa jauh diminimalisasi hingga memperkecil kemungkinan human error," tutup Tjandra.