Terkuak! Alasan Ical Pilih Divaksin Nusantara: Saya Ini Berutang Nyawa...

Oleh : Nata Kesuma | Kamis, 15 April 2021 - 22:59 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Mantan Menteri BUMN Dahlan Iskan menuturkan bahwa Ketua Dewan Pembina Partai Golkar Aburizal Bakrie menjadi pelopor atas vaksinasi Vaksin Nusantara bukan tanpa sebab atau asal-asalan. Ada utang nyawa di baliknya.

"SAYA ini berutang nyawa. Bagaimana tidak percaya," ujar Aburizal Bakrie, kemarin, seperti dikutip redaksi INDUSTRY.co.id dari penuturan Dahlan Iskan dilaman Disway.id pada Kamis (15/4/2021).

Dikatakan Dahlan bahwa dirinya memang menghubungi Pak Ical (nama sapaan pengusahanya) Selasa lalu. 

"Tapi tidak berhasil. Ternyata beliau yang menghubungi saya, kemarin," kata Dahlan.

Ia menceritakan, bahwa utang nyawa yang dimaksud adalah peristiwa tahun 2012. Ketika Pak Ical menjabat Ketua Umum Partai Golkar yang lagi mau jadi calon presiden. 

Tidak banyak yang tahu peristiwa kritis tersebut. Dirahasiakan. Mengapa? Kata Dahlan.

"Kan waktu itu mau jadi calon presiden... Bisa payah...," kata Ical kepada Dahlan, lantas keduanya tertawa.

Diungkapkan Dahlan bahwa, sore itu, di tahun 2012 itu, Pak Ical sedang makan. Ketika menyuapkan sendok ke mulut, sendoknya mengarah ke pipi. Dicoba lagi, begitu lagi. 

Berarti tanda-tanda lagi terserang stroke, sebutnya. Pak Ical kemudian dilarikan ke rumah sakit. Dirawat intensif di situ. 

"Jangan sampai ada yang tahu. Menjelang tengah malam, Pak Ical koma," imbuh Dahlan.

Lalu, Dokter yang merawat, akhirnya memutuskan memindahkan Pak Ical ke RSPAD. Dan keluargapun menyatakan setuju.

Di RSPAD, menurut Dahlan, Pak Ical langsung ditangani dokter Terawan Agus Putranto memakai DSA-nya yang sangat kontroversial itu. 

Menurutnya, Pak Ical harus menjalani MRI terlebih dahulu. 

"Seluruh pasien yang akan menjalani DSA memang harus di-MRI lebih dulu untuk melihat seluruh saluran darah di otak," kata Dahlan.

Melihat hasil MRI itu, perawat di RSPAD terkejut. Saluran darah praktis buntu semua. Sudah seperti tidak mungkin dilakukan DSA, yakni dengan cara memasukkan kateter dari arah selangkangan menuju seluruh saluran darah di otak.

Kateter itulah yang menembus satu saluran darah di kepala. Sambil membawa cairan ''pembersih''. Lalu ditarik sedikit. Untuk dimasukkan lagi ke saluran darah satunya. Ditarik lagi sedikit. Dimasukkan lagi ke saluran darah yang lain lagi. Sampai selesai. Sampai seluruh saluran darah yang buntu dibersihkan.

"Tentu Pak Ical tidak tahu semua itu. Cerita tersebut ia dapat setelah sembuh, lalu diceritakan lagi ke saya kemarin," terang Dahlan.

Kemudian, malam itu juga Pak Ical siuman. Lalu sehat seperti secara spontan.

Kemudian, di pagi harinya Presiden SBY menelepon Pak Ical. 

"Pak Ical tidak boleh sakit," ujar Pak SBY seperti yang ditirukan pak Ical.

"Kok bapak Presiden tahu saya sakit?" jawab Pak Ical.

"Saya kan presiden," jawab Pak SBY –seperti yang diceritakan Pak Ical lantas tertawa-tawa: usaha merahasiakan sakitnya gagal.

Dengan cerita itu, kata Dahlan, Pak Ical ingin mengatakan bahwa kepeloporannya menjalani vaksinasi Vaksin Nusantara (Lihat Disway: Fadilah Nusantara) bukan asal-asalan. Ada utang nyawa di baliknya.

"Bahkan juga nyawa istrinya. Belum lama ini," imbuh Dahlan.

Dimana, Pak Ical sudah membawa sang  istri ke mana-mana. Termasuk ke Amerika. Tetap saja tidak sembuh. Sampai harus pakai kursi roda.

Menurutnya, tidak ada pemikiran sama sekali untuk ke dokter Terawan. Akhirnya singkat cerita dibawa ke RSPAD dan ditangani dokter Terawan.

"Kali ini lewat fasilitas terbaru di rumah sakit itu, yang juga sangat kontroversial: cell cure. Maka sang istri pun menjalani cell cure. Ditambah DSA juga. Sembuh. Utang pun bertambah," ungkap Dahlan.

"Waktu beliau diberhentikan dari IDI saya bikin hastag #saveTerawan. Sampai Pak SBY pun ke hastag itu," tandas Pak Ical, seperti diturutkan Dahlan Iskan.