Perkuat Branding Retail Modern, Jenderal (Purn) BHD Resmikan Gudang Toko Kotesebha PP Polri

Oleh : kormen barus | Rabu, 14 April 2021 - 22:17 WIB

INDUSTRY.co.id, Jakarta – Ketua Umum PP Polri Jenderal (Purn) Bambang Hendarso Danuri menegaskan, persaingan bisnis saat ini ditentukan oleh kualitas produk, kolaborasi, serta pelayanan yang cepat, mudah, dan murah. Karena, itu ‘Jenderal BHD’ mendorong Koperasi Tetap Setia Bhayangkara (Kotesebha) untuk terus memodernisasi manajemen dan memperkuat jaringan bisnis.

Hal itu dikatakan Jenderal BHD saat meresmikan gudang toko pangan Kotesebha di Jakarta Selatan, Senin (12/4). Menurut mantan Kapolri itu, perekonomian di era Revolusi Industri 4.0 ini tidak lagi didominasi persaingan bisnis. Menurutnya, kompetisi menang kalah hanya akan menghasilkan kelompok yang kaya dan besar sebagai pemenang dan meminggirkan kelompok usaha mikro dan kecil.

“Persaingan bisnis saat ini membuka kesempatan kepada siapa yang cepat dan mudah dalam pelayanan akan keluar sebagai juara. Mereka yang kuat bertahan adalah mereka yang mampu berkolaborasi dan cerdas memanfaatkan jaringan. Saya mengapresiasi manajemen Kotesebha yang terus membenahi sistem digital dan menggalang kemitraan dengan berbagai pihak,” ujar Jenderal BHD.

Untuk memudahkan pelayanan, Kotesebha bekerjasama dengan PT Digikop Cipta Indonesia yang menyiapkan beberapa aplikasi seperti Digikopin, Warkop, dan Jasapay. Selain terus memantapkan pelayanan bisnisnya melalui sistem digital, Kotesebha juga menggandeng mitra-mitra lain seperti ojek online, vendor beras, para principal, dan Bank BRI.

Menurut BHD, kolaborasi dan perluasan jaringan bertujuan untuk memperkuat layanan konsumen yang menjadi bisnis inti Kotesebha. Dari sisi pelayanan, kata BHD, digitalisasi manajemen dan transaksi bisnis sejalan dengan tagline “Belanja Murah dan Cepat” yang menjadi fokus dan kelebihan Kotesebha.

“Kita terus mendorong Kotesebha agar dapat menyiapkan belanja dengan cepat dan murah. Ini usaha yang kita miliki sendiri sehingga harus kita jaga dan dukung agar citra koperasi menjadi baik. Koperasi harus tunjukkan bagaimana koperasi melakukan bisnis secara baik dan benar,” kata Jenderal BHD yang optimistis melihat kemajuan Kotesebha sebagai koperasi bisnis ritel modern.

Dalam rangka itulah, Kotesebha memanfaatkan momentum peresmian gudang toko pangan untuk mengundang tokoh-tokoh masyarakat sekitar. Selain itu, hadir pula perwakilan beberapa mitra bisnis seperti Indomarco, Nastle, PT Digikop Cipta Asia (penyedia layanan IT), PT Asagri Selaras Asia (distributor beras), PT Global Systech Medika atau GSM (distributor Gnose). 

Saat ini, Kotesebha memiliki 191 RPK (Rumah Pangan Kotesebha) yang tersebar di 9 propinsi. Jenderal BHD berharap, jaringan Kotesebha yang tersebar luas dan menjual kebutuhan pokok yang murah dan cepat bisa menghadirkan manfaat bagi masyarakat luas di tengah kondisi sulit akibat pandemi Covid-19.

“Intinya, dengan jaringan Kotesebha yang saat ini tersebar di 9 propinsi dengan 191 Rumah Pangan Kotesebha, diharapkan mampu mendukung program pemerintah dalam memberdayakan Koperasi dan UMKM sehingga dapat berkontribusi terhadap perekonomian nasional. Terlebih lagi di saat-saat pandemi seperti ini, ketersediaan sembako yang murah dan terjangkau sangat dibutuhkan oleh masyarakat,” demikian Jenderal BHD yang berjanji akan memperluas jaringan Kotesebha ini di seluruh Indonesia.

Voucher Ramadhan

Acara peresmian Gudang toko Kotesebha juga menandai dibukanya akses pintu toko yang lebih mudah dan terbuka menghadap ke jalan. Semula toko Kotesebha yang berada di dalam lingkungan gedung pertemuan Balai Tetap Setia (BTS) kurang terlihat dari luar sebagai toko swalayan modern.

“Dalam satu dua bulan ini, kami juga akan memasang videotron di bagian depan atas toko Kotesebha. Itu nanti menjadi media promosi produk-produk jualan Kotesebha dan informasi diskon harga, misalnya.  Videotron juga bisa menjadi media branding perusahaan-perusahaan mitra kami,” demikian Ketua Kotesebha, Irjen Pol (Purn) Tjetjep Agus Supriatna.

Tjetjep Agus juga bercerita, Kotesebha sedang merancang unit usaha pendukung lain seperti Rooftop Café. Kehadiran kafe mini itu terutama sebagai tempat santai bagi tamu berbelanja atau pun mereka yang memakai gedung. “Di sini juga kami punya gedung pertemuan Balai Tetap Setia yang disewa untuk umum. Jadi, kafe mini nanti bisa menjadi pilihan untuk santai bagi pengunjung toko Kotesebha atau tamu, termasuk para driver para tamu,” ujar Tjep Agus.  

Peresmian gudang Toko Kotesebha ini juga dimeriahkan dengan pembagian berbagai voucher belanja kebutuhan pokok kepada para pengurus RW dan RT di lingkungan Kelurahan Pejaten Barat, Pasar Minggu Jakarta Selatan. Selain sebagai ajang promosi keberadaan toko Kotesebha, acara pembagian voucher ini digelar bersamaan dengan bazar sembako dan kebutuhan sehari-hari menjelang Bulan Suci Ramadhan.

“Salah satu mitra kami, Indomarco memberikan diskon harga murah dalam rangka menyambut Bulan Suci Ramadhan. Nanti pada pertengahan Bulan Puasa, akan ada lagi diskon harga murah di toko Kotesebha,” jelas Tjep Agus.

Acara peresmian dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Panitia secara acak menyediakan test kit GeNose untuk para peserta yang mengikuti acara. Penerima voucher belanja pun dibatasi maksimal 50 peserta. Bazar sembako juga hanya digelar setengah hari, yaitu selama acara peresmian gudang saja.

Perkuat Branding Ritel Modern

Jenderal BHD sendiri tidak henti-hentinya menghimbau keluarga besar Purnawirawan Polri untuk memanfaatkan bisnis retail Kotesebha yang menyediakan berbagai kebutuhan sehari-hari. Kotesebha berkomitmen terus meningkatkan pelayanan termasuk menyediakan layanan pesan antar melalui aplikasi yang dimiliki. Mutu layanan yang baik akan memacu perkembangan  toko Kotesebha karena keluarga besar PP Polri maupun masyarakat luas menjadi antusias berbelanja di Kotesebha, baik secara online maupun offline.

Dalam arahannya, BHD menekankan 4 aspek penting dalam pengelolaan Kotesebha, yaitu aspek struktural, aspek tugas dan tanggungjawab, aspek kepedulian, dan aspek pengawasan. BHD juga menyebut pentingnya aspek appeal ability dan affirmation.

“Tampilan toko dan SDM pelayan toko harus prima untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi konsumen. Selain itu, manajemen Kotesebha juga perlu menunjukkan kepercayaan diri dalam pengelolaan bisnis sehingga membangkitkan trust bagi konsumen maupun mitra-mitra bisnis,” ujar BHD.

Tjep Agus Supriatna menjelaskan, Kotesebha yang berdiri tahun 2017 saat ini memiliki 191 RPK (Rumah Pangan Kotesebha) yang tersebar di 9 propinsi. RPK-RPK ditopang oleh TPK (Toko Pangan Kotesebha) sebagai distribution center (DC) yang saat ini berjumlah 5 unit yaitu di Jakarta, Bali, Kalsel, Jawa Barat, dan Yogyakarta. Di atas DC, ada super distribution center (SDC).

“RPK itu tokoh ritel modern. Sedangkan TPK berfungsi sebagai pusat distribusi (DC). Target kami, tahun 2021 RPK bertambah 140 unit dan 6 TPK. Paling lambat tahun 2024, seluruh 31 propinsi yang ada PP Polri daerah sudah memiliki RPK dan TPK,” demikian Tjep Agus.

Lebih jauh, Tjep Agus menjelaskan, upaya modernisasi Kotesebha mencakup tiga area yang dikerjakan secara simultan. Pertama, manusia yang mengelola dan mengoperasionalkan Kotesebha. “Kami harus menyiapkan SDM baik di level manajemen maupun operasional toko Kotesebha. Pelatihan dan bimtek SDM dilakukan secara tatap muka dan virtual zoom,” kata Tjep Agus.

Kedua, menyiapkan perangkat kelembagaan, mulai dari sistem, struktur, Regulasi, SOP, hingga platform digital.  Ketiga, menyiapkan tempat berupa toko (RPK), pusat distribusi atau distribution center (DC), dan super distribution center (SDC).

“Kegiatan bisnis online baru bisa berjalan jika ada bentuk fisiknya secara offline. Itu sebabnya, kami jalankan dua-duanya. Perangkat IT untuk modernisasi manajemen diikuti tempat dan fisik barang. Lalu, harus ada SDM yang mengelola dan mengerjakan semua itu, baik mengelola tempat dan barang maupun yang menangani layanan IT,” ujar Tjep Agus. 

Modernisasi tempat, kata Tjep Agus, penting untuk memperkuat branding Kotesebha sebagai toko swalayan modern. Renovasi RPK dan TPK serta gudang yang dilengkapi kafe mini adalah langkah nyata Kotesebha pusat untuk lebih terbuka kepada publik dan memberikan kenyamanan kepada konsumen.

“Selain mengembangkan penjualan online, Kotesebha melihat bisnis retail harus dekat dan dikenal oleh masyarakat sekitar dalam radius 1 kilometer dari toko kami berada. Dengan begitu, mereka mengetahui keberadaan kami dan produk-produk yang kami jual. Selain menjual kebutuhan pokok sehari-hari, kami juga selalu update penyesuaian harga dengan ritel-ritel sekitar agar harga yang kami tawarkan lebih murah,” demikian Tjep Agus.

Dalam rangka memperkuat branding, Kotesebha juga sudah membuat standarisasi desain logo dan nama, ukuran ruangan, tata-letak barang, dan pelayanan kepada konsumen secara digital. “Standarisasi tampilan itu sudah berjalan di 6 RPK yang menjadi pilot project digitalisasi oleh PT Digikop Cipta Indonesia sebagai mitra kami. Standarisasi juga sudah diterapkan di 9 RPK unggulan yang ada di 9 propinsi,” pungkas Tjep Agus.