Jokowi Bicara Pentingnya SDM Industri 4.0 di Hannover Messe 2021

Oleh : Candra Mata | Selasa, 13 April 2021 - 12:17 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Saat pembukaan Hannover Messe 2021 Digital Edition, Presiden Joko Wododo (Jokowi) menegaskan pentingnya peningkatan kerjasama kedua negara, Indonesia-Jerman.

Selain itu, Presiden juga menegaskan tiga hal utama dalam mengimplementasikan penerapan telnologi Industri 4.0 di Indonesia melalui peta jalan Making Indonesia 4.0. 

Pertama adalah penguatan SDM industri 4.0 sebagai sebuah kebutuhan. Apalagi, Indonesia akan memiliki bonus demografi yang perlu dioptimalkan.

“Pada tahun 2030, jumlah usia produktif di Indonesia tumbuh dua kali lipat. Tantangannya adalah penyiapan SDM yang mampu menghadapi teknologi masa depan, misalnya big data, artificial intelligence, dan internet of things,” papar Jokowi, dikutip redaksi INDUSTRY.co.id pada Selasa (13/4/2021).

Di samping itu, untuk meningkatkan kompetensi SDM Indonesia, diperlukan pengembangan pendidikan vokasi, penguatan riset, dan penguatan universitas berbasis teknologi.

Langkah kedua adalah menciptakan iklim investasi yang kondusif bagi industri 4.0. 

Salah satunya melalui penerbitan UU Cipta Kerja yang akan mempermudah izin usaha dan memberikan kepastian hukum. 

“UU Cipta Kerja juga memberikan insentif bagi ekonomi digital dan mendukung pengembangan industri 4.0,” kata Presiden.

Ketiga, yakni investasi pada pembangunan hijau. Menurut World Economic Forum, potensi ekonomi hijau atau pembangunan hijau sangat besar.

Peluang bisnisnya sebesar USD10,1 triliun dan menciptakan sebanyak 395 juta lapangan pekerjaan baru hingga tahun 2030.

Menurut Kepala Negara, terkait pembangunan hijau, berbagai terobosan telah dilakukan di Indonesia. 

Misalnya, pembangunan Bio atau green diesel dari kelapa sawit dan pemasangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) atap di sektor rumah tangga.

“Proyek ini akan menciptakan puluhan ribu lapangan kerja baru, namun juga mengurangi emisi gas rumah kaca,” ujarnya.

Di saat yang sama, lanjut Presiden, Indonesia siap berkontribusi pada energi masa depan. 

“Sebagai negara produsen nikel terbesar dunia, Indonesia juga mengembangkan pengolahan biji nikel menjadi baterai lithium sebagai komponen utama baterai ponsel maupun mobil listrik,” tegasnya.

Pada kesempatan yang sama, Kanselir Jerman Angela Merkel menyampaikan, Jerman ingin menjadikan Indonesia sebagai mitra utama dalam menjalankan transformasi digital. 

“Apalagi tahun depan Indonesia menjadi Ketua dalam G20 dan Jerman sebagai Ketua G7, sehingga kedua negara sama-sama berperan penting,” tuturnya.

Menurut Merkel, gelaran Hannover Messe 2021 juga menjadi momentum penting bagi Indonesia dan Jerman dalam upaya memberikan kontribusi ekonomi dan pembangunan untuk kedua negara.

“Selain itu, kedua negara berusaha untuk bersama mencari jalan keluar dalam menghadapi kondisi pandemi saat ini, termasuk menguatkan rantai pasok,” imbuhnya. 

Lebih lanjut, diperlukan perluasan kerja sama Indonesia dan Jerman hingga tingkat global, khususnya di bidang ekonomi dan industri.

Sementara itu, Menteri Perindusterian Agus Gumiwang Kartasamita mengatakan bahwa Presiden Jokowi optimistis penerapan industri 4.0 akan sukses mewujudkan visi Indonesia di tahun 2030 menjadi bagian dari 10 Ekonomi terkuat dunia.

Aspirasi ini tertuang dalam peta jalan Making Indonesia 4.0.

“Seperti yang disampaikan Bapak Presiden Joko Widodo pada pembukaan Hannover Messe 2021 Digital Edition, bahwa kemajuan industri 4.0 akan menjadikan Indonesia Top 10 ekonomi di dunia pada 2030," paparnya.

Kemudian, lewat gelaran Hannover Messe 2021 Digital Edition, Menperin berharap akan terjadi transfer teknologi melalui keikutsertaan Indonesia dalam upaya memperkenalkan kekuatan industri nasional dan mendorong keterhubungan Indonesia dengan jejaring rantai suplai global. 

"Selain itu, membuka peluang besar untuk meningkatkan kerja sama dan investasi di sektor industri," tandasnya.

Untuk informasi lengkap mengenai Indonesia Partner Country Hannover Messe 2021 kunjungi website indonesiahm2021.id.