Teken MoU dengan OISCA, Jababeka Bakal Bangun Monumen Perang Dunia II di KEK Morotai

Oleh : Ridwan | Minggu, 21 Maret 2021 - 15:10 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Jababeka Group, melalui anak usahanya PT Jababeka Morotai selaku pengelola dan pengembang Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Morotai, melakukan memorandum of understanding (MoU) dengan OISCA International College Foundation (OISCA  Internasional) terkait pembangunan monumen Perang Dunia II di KEK Morotai, Provinsi Maluku Utara.

Penandatangan MoU dilakukan oleh Direktur Utama PT Jababeka Morotai, Basuri Tjahaja Purnama dengan Kuroda Yunosuke selaku chairman dari OISCA International di Board of Directors Room , lantai 25, Menara Batavia- Jakarta Pusat, Jumat (19/3/2021).

Pasca penandatangan MoU ini, pihak PT Jababeka Morotai akan menyediakan lokasi, lahan, mengurus segala perizinan untuk pembangunan monumen tersebut. Sementara Oisca International bertanggung jawab untuk membangun monumen Perang Dunia ke II beserta fasilitas penunjang lainnya.

Yunosuke selaku chairman dari OISCA International, mengaku senang bisa bekerja sama dengan Jababeka Morotai. Tersebab pihak Jababeka Morotai menyambut dengan tangan terbuka yang harusnya inisiatif ini dilakukan oleh pihak Jepang atas pembangunan monumen Perang Dunia II ini. 

"Kami berharap, dengan ada monumennya bisa membuat orang Jepang yang buyut-kakeknya meninggal di Morotai,  bisa datang ke Morotai.  Di mana mereka datang untuk bisa sembahyang dan juga berlibur di Morotai, sehingga muncul sebuah interaksi dan pariwisata Morotai juga terbangun," terangnya.

Hal serupa juga diyakini oleh Basuri Tjahaja Purnama, di mana nantinya monumen ini akan menggairahkan  pariwisata dan meningkatkan perekonomian Morotai. 

"Jadi, ini sebenarnya bagian dari langkah kita semakin on the track memajukan Morotai. Monumen ini akan menarik wisatawan secara langsung dari Jepang, yaitu setiap tahun mereka akan datang untuk mendoakan keluarga mereka. Karena masih ada ribuan jenazah belum dikembalikan ke Jepang atau belum ditemukan dan sebagainya," terangnya.

Lebih dalam, Basuri menerangkan bahwa kerja sama ini merupakan langkah awal yang konkret untuk membuat Morotai kian familiar di mata orang-orang Jepang. Karena dengan adanya monumen ini, hubungan antar Jepang dan Morotai menjadi terkoneksi, yaitu membuat masyarakat Jepang datang ke Morotai. 

Sementara untuk reaalisasi pembangunan Monumen Perang Dunia II sendiri menunggu desain monumen dari pihak OISCA International selesai.

Tak sampai di situ, Jababeka Morotai ingin adanya transfer teknologi dengan memberikan lahan gratis untuk mereka membangun training center dan fasilitas pendukung. Dengan begitu, kata Basuri, masyarakat lokal bisa dilatih bercocok tanam dan membuat mesin pertanian dan sebagainya, sehingga terjadi peningkatan skill dan peningkatan perekonomian. Di mana hasil bahan-bahan cocok tanam sendiri bisa di ekspor ke Jepang. 

"Dan kerja sama ini merupakan kerja sama ilmu terapan sehingga (efeknya) tidak ada selesainya, yaitu selama orang masih butuh makanan sehat dan terbaik, yang mana Jepang selalu mau memberi makan yang terbaik, pasti mereka butuh produk makanan dari kita. Dan dengan masyarakat kita juga dilatih memproduksi produk terbaik untuk dikirim ke luar negeri berarti ini mendatangkan devisa," tutup Basuri.

Adapun beberapa Minggu kedepan juga segera akan ditandatangani MoU dengan pihak OISCA International tentang penyediaan lahan untuk pembangunan training centre dan juga fasilitas pendukung lainnya, termasuk kedepannya desa bernuansa Jepang dan juga pertanian perkebunan dan industri pendukung lainnya.