Wow Dahsyat! RI Bakal Segera Kebanjiran 'Duit' Capai Rp 133 Triliun

Oleh : Ridwan | Sabtu, 06 Maret 2021 - 19:45 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan bahwa sejumlah negara telah menyatakan komitmennya untuk segera merealisasikan investasinya melalui Lembaga Pengelola Investasi (LPI) atau Indonesia Investment Authority (INA).

Ia pun mengklaim modal US$ 9,5 miliar siap masuk melalui LPI. Investasi itu setara dengan Rp 133 triliun (kurs Rp 14 ribu).

"Komitmen banyak perusahaan banyak negara atau investor itu sudah cukup ada US$ 9,5 miliar dan kita sedang kita proses untuk lebih banyak lagi," ujar dia dalam konferensi pers yang digelar secara virtual (5/3/2021).

Luhut eyakini banyak negara tertarik berinvestasi melalui INA lantaran lembaga tersebut kini telah memiliki struktur kepemimpinan yang jelas.

Salah satu negara yang akan mendukung SWF Indonesia, kata Luhut, adalah Uni Emirat Arab. Tak hanya menyatakan dukungan modal, UEA bakal memberikan pelbagai masukan kepada Indonesia. Sebab, negara itu sudah lebih dulu menjalankan SWF.

Dukungan UEA terhadap INA telah dibicarakan dalam pertemuan antara Menteri Energi dan Infrastruktur UEA Suhail Al Mazroui dan Presiden Joko Widodo di Istana Bogor, Jumat 5 Maret. 

Suhail menyampaikan bahwa negaranya bersepakat membagikan pengalaman terkait pelaksanaan lembaga pengelola investasi kepada Indonesia.

"Kami juga akan kerja sama dan memberikan saran yang terbaik," ucapnya.

Selain menyinggung soal INA yang dibahas Luhut, Suhail menyoroti Undang-undang Cipta Kerja atau Omnibus Law yang telah disahkan. 

Ia meyakini produk undang-undang ini akan memberikan kesempatan bagi masuknya investasi dan terbukanya lapangan kerja yang lebih luas.

Seperti diketahui, INA resmi dibentuk sesuai amanat Undang-undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Struktur kelembagaan dan cara kerja INA diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2020.