Sri Mulyani 'Pede' Ekonomi Bakal Tidak Minus di Kuartal I-2021: Pertumbuhan Mendekati 0%

Oleh : Candra Mata | Senin, 15 Februari 2021 - 13:27 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati optimis dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal I tahun 2021, dengan pertumbuhan ekonomi mendekati nol pada level negatif atau positif yang relatif ringan. 

Hal ini disampaikan saat menjadi narasumber pada Jakarta Foreign Correspondents Club Event yang diselenggarakan secara virtual beberapa waktu lalu.

Optimisme ini menurut Sri Mulyani terbangun karena pemerintah telah melakukan upaya kalibrasi kebijakan pada sisi permintaan dan penawaran. 

Pada sisi permintaan, adanya vaksin akan sangat mempengaruhi. 

“Bagi kelompok 40% masyarakat dengan tingkat kesejahteraan terendah tercakup dalam jaring pengaman sosial, sedangkan kelompok di atas 40% bergantung pada penanganan COVID-19. Sehingga saya yakin dengan vaksin dapat mencapai perbaikan konsumsi. Dengan perbaikan konsumsi, saya pikir menjadi kesempatan yang besar untuk pemulihan yang lebih baik,” ungkap Menkeu dari keterangan resminya yang dilansir redaksi Industry.co.id pada Senin (15/2/2021).

Sementara itu, pada sisi penawaran, mantan direktur bank dunia ini menyatakan bahwa Presiden Joko Widodo memberikan perhatian untuk menyelesaikan seluruh regulasi turunan dari Undang-Undang Cipta Kerja. 

Sri Mulyani menyebut dengan diberlakukannya UU ini akan memberikan cara baru berinvestasi di Indonesia dan akan memberikan posisi yang lebih baik bagi Indonesia dibandingkan negara lainnya.

“Kami sudah menempatkan apa yang bisa kami tempatkan dan kami akan terus memantau. Dengan itu tidak ada alasan untuk tidak optimis,” tutupnya.

Untuk diketahui, menurut data BPS pertumbuhan ekonomi nasional sepanjang 2020 tahun lalu telah mengalami kontraksi atau tumbuh minus 2,07% (year on year).

Sementara itu, Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad bbebrapa lalu kepada awak media memperkirakan bahwa ekonomi indonesia pada kuartal pertama tahun ini masih akan minus dikisaran 1 persen.

Hal tersebut lantaran situasi pandemi covid-19 yang masih dinamis yang masih akan memberi tekanan pada ekonomi terutama daya beli masyarakat dan inflasi.

"Kami perkirakan, pertumbuhan ekonomi kuartal pertama tahun 2021 sebesar minus satu persen," ucap Tauhid beberapa waktu lalu kepada awak wartawan.