Pelaku Industri Kelapa Sawit Menilai Eropa Sebagai Pasar Strategis

Oleh : Hariyanto | Senin, 08 Mei 2017 - 12:50 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Pelaku industri kelapa sawit nasional tetap melihat Eropa sebagai salah satu pasar ekspor strategis produk sawit, meskipun parlemen Eropa sempat mengeluarkan resolusi yang melarang penggunaan biodiesel berbasis komoditas tersebut.

"Indonesia memiliki peran yang besar dalam pemenuhan kebutuhan biofuel Eropa. Sawit Indonesia itu menyumbang lebih dari 20% kebutuhan Uni Eropa," kata Sekretaris Jenderal Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI), Togar Sitanggang di Jakarta, Senin (8/5/2017).

Togar mengatakan, produsen sawit domestik masih mempercayai hasil resolusi Parlemen Uni Eropa tidak serta merta mengubah pakta perjanjian perdagangan internasional yang sudah terjalin.

"Kami percaya betul resolusi parlemen itu tidak legally binding terhadap ketentuan perdagangan di negara-negara Uni Eropa. Perlu dicatat juga sebenarnya industri sawit Indonesia tidak terlalu terpaku kepada pasar Eropa, karena negara tujuan ekspor sawit yang utama itu masih India," tutur Togar.

Sementara, Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto meminta kepada otoritas pemerintahan Uni Eropa menjaga komitmen perdagangan yang sudah dijalin dengan Indonesia.

"Kami ingatkan jangan sampai resolusi parlemen Uni Eropa itu nantinya mengganggu keberlanjutan kerjasama lain di berbagai bidang," ujarnya.

Pemerintah menganggap dunia tengah menjadikan sawit dan produk turunannya sebagai bahan politisasi. Langkah politik itu memiliki agenda terselubung untuk membendung kinerja ekspor sawit Indonesia yang terus bertumbuh positif.

"Komoditas ekspor andalan kita bukan cuma kelapa sawit, banyak komoditas lain. Tapi memang isu yang sengaja mereka angkat hanya sawit," tutur Airlangga. (Hry/ Imq)