Sukses Jual ARTIS Capai Rp 65 Miliar di Akhir 2020, Crown Group Segera Garap Proyek Hunian Vertikal Senilai Rp 5 Triliun di Brisbane

Oleh : Ridwan | Rabu, 27 Januari 2021 - 15:45 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - ARTIS, proyek megah besutan Crown Group di kota Melbourne berhasil mencatatkan nilai transaksi penjualan sebesar Rp 65 miliar menjelang tutup tahun 2020.

Meski diluncurkan pada masa PSBB, tepatnya tanggal 12 Desember 2020 lalu khusus untuk pasar Indonesia, tidak menyurutkan antusiasme para calon investor yang datang baik secara fisik maupun virtual.

"Antusiasme para calon investor sungguh di luar dugaan kami sebelumnya. Meskipun dengan protap COVID-19 yang sangat ketat dan unit yang kami tawarkan untuk konsumen di Indonesia sangatlah terbatas, mereka masih rela menunggu giliran untuk bisa berkomunikasi langsung dengan perwakilan penjualan Crown Group Indonesia," kata Head of Sales & Marketing Crown Indonesia, Tyas Sudaryomo dalam konferensi pers virtual (27/1/2021).

Lebih lanjut, Tyas mengungkapkan bahwa sebagian transaksi penjualan tercipta secara online atau melalui konferensi secara virtual.

"Ini yang menarik. Sesuatu yang belum pernah terjadi sebelumnya bahkan di kantor pusat kami di Sydney," jelasnya.

"Hal ini menggambarkan kombinasi akan kebutuhan investasi di masa pandemi dan kepercayaan konsumen atas produk kami," tambah Tyas.

ARTIS menjadi proyek hunian vertikal pertama dari Crown Group yang diluncurkan pertama kali di Indonesia, mendahului Sydney, Melbourne dan Tiongkok.

Didesain oleh Koichi Takada Architects, ARTIS mengusung konsep Art in Motion yang memiliki dua menara putih melengkung yang mencolok dikelilingi oleh "pita" putih yang berliku-liku.

Terletak di area sudut seluas 2070 meter persegi di 175 Sturt Street, bangunan ini akan menampung 153 unit apartemen dan dengan satu, dua dan tiga kamar tidur yang mewah serta griya tawang. 

Dikesempatan yang sama, CEO Crown Group, Iwan Sunito mengatakan, terjadi peningkatan laba dan penjualan off-the-plan pada tahun buku 2020, meskipun adanya gangguan yang ditimbulkan oleh pandemi.

Berdasarkan laporan keuangan satu tahun terakhir (2019 – 2020) termasuk empat bulan pertama pandemi dan lockdown nasional, menunjukkan terjadi kenaikan jumlah akad jual beli dan serah terima unit hingga 25% yang apabila digabungkan bernilai Rp 4,6 triliun.

Dijelaska  Iwan, pendapatan perusahaan (tahun keuangan 2019 – 2020) didapatkan dari penyelesaian proyek Waterfall by Crown Group senilai Rp 3,95 triliun di Kawasan Waterloo, Sydney dengan proses serah terima yang terjadi pada saat puncak pandemi COVID-19.

"Kedepan, kami akan melanjutkan dengan proyek hunian vertikal pertama kami di Brisbane," kata Iwan.

Keputusan Crown Group untuk melanjutkan proyek-proyek barunya juga didasarkan pada keyakinan bahwa perlambatan dalam aktivitas konstruksi hunian akibat melemahnya pasar saat ini akan menciptakan kekurangan pasokan di masa depan.

Untuk proyek hunian di Brisbane, Crown Group telah menunjuk arsitek asal Jepang, Kengo Kuma dan perusahaan lokal Plus Architecture untuk mendesain pembangunan hunian senilai Rp 5 triliun yang berlokasi di 117 Victoria Street di West End.

Kengo Kuma adalah arsitek Jepang yang sangat terkenal karena menciptakan beberapa bangunan public dan hunian paling luar biasa di dunia. Ia juga terkenal dengan penggunaan elemen cedar dan sering menggabungkan kayu dan lingkungan alam dengan struktur perkotaan kontemporer.

Beberapa karya Kuma yang paling terkenal termasuk Museum Seni Suntory di Tokyo, Rumah Tembok Bambu di Cina, kantor pusat Grup LVMH (Louis Vuitton Moet Hennessy) di Jepang, dan Stadion Olimpiade Tokyo untuk perhelatan tahun 2020.

Revisi desain diharapkan akan diajukan ke Dewan Kota Brisbane pada pertengahan 2021 dengan rencana penjualan off-the-plan dimulai tahun depan.

"Prediksi saya adalah dalam dua hingga tiga tahun kedepan kita akan melihat permintaan besar-besaran yang tidak dapat terpenuhi karena kekurangan pasokan di area-area yang membutuhkan seperti CBD. Dan ini berpotensi meningkatkan harga apartemen baru," tutup Iwan Sunito.