Cerita Wuhan, Sarang Corona yang Disulap Jadi Tempat Teraman

Oleh : kormen barus | Sabtu, 23 Januari 2021 - 09:47 WIB

INDUSTRY.co.id, Jakarta-Kebangkitan Wuhan itu adalah potret sekilas dari salah satu sisi dunia pasca-pandemi. Sempat viral dari Desember 2020, sebuah potret orang sedang pesta di Wuhan. Orang-orang bersuka ria, memadati kelab malam, bar, dan restoran. Begitulah potret kekinian dari Wuhan, sebuah kota di China tengah yang berpenduduk 11 juta jiwa.

Pemandangan ini kontras dengan yang terjadi pada Desember 2019 dan Januari 2020, ketika kota itu menjadi pusat wabah virus Corona Baru (Covid-19) secara global.

"Selama masa epidemi, Wuhan benar-benar kota yang mati," kata salah satu orang yang bersuka ria itu, saat dia makan daging yang ditusuk dengan sekelompok temannya, sebagaimana dilansir Reuters, Selasa (22/12/2020).

“Setelah dibuka kembali, saya belum pernah melihat begitu banyak orang. Sekarang semua orang keluar untuk makan dan bersenang-senang," imbuhnya.

Hari ini, Sabtu (23/1, mengutip CNN Indonesia, tepat satu tahun Kota Wuhan di Provinsi Hubei, China, dikunci total atau lockdown akibat penyebaran virus corona.

Kota berpenduduk 11 juta jiwa itu disorot dunia sebagai Virus itu pertama kali ditemukan di pasar makanan laut Huanan di pusat kota, sebelum akhirnya menyebar di luar kendali ke luar perbatasan China, dan hingga kini merenggut jutaan jiwa di seluruh dunia.

Ketika virus itu terus menyebar tak terkendali, pemerintah memutuskan melakukan lockdown total pada 23 Januari 2020. Wuhan seketika berubah bak kota mati.

Wuhan merupakan pusat industri yang berdiri di tepi Sungai Yangtze. Sektor manufaktur seluruh dunia ikut terpukul akibat terhentinya pabrik-pabrik di kota itu.

Lebih dari dua bulan transportasi umum di Wuhan berhenti total, hampir semua bisnis terpaksa ditutup, dan jutaan penduduk dikurung di rumah.

Bahkan saat itu, mereka tidak diizinkan pergi untuk belanja bahan makanan sekalipun.

Sederet upaya yang dilakukan pemerintah China untuk mengatasi pandemi mulai menunjukkan titik terang pada pertengahan Maret. Untuk pertama kalinya, China melaporkan nol kasus domestik pada 19 Maret 2020.

Pelan-pelan Wuhan berbenah. Pada 25 Maret, bus kembali melayani penumpang diikuti operasional kereta bawah tanah. Bisnis dan toko secara bertahap kembali dibuka, transportasi pribadi dan pejalan kaki memenuhi jalan-jalan kota. Setelah 76 hari, pada 8 April 2020 lockdown resmi dicabut.

Kondisi tersebut bertahan hingga saat ini, Wuhan menang melawan pandemi. Wuhan telah berubah menjadi kota sibuk

Kendati beberapa pekan terakhir China dilanda kasus baru Covid-19 dari klaster di beberapa wilayah, namun pemerintah dengan sigap menangani sehingga lonjakan besar dapat dihindari.

Meski demikian, pihak berwenang tetap waspada menjelang liburan Tahun Baru Imlek pada Februari depan.

 

Banyak yang heran bahwa tempat yang dulunya dianggap sebagai tempat paling berbahaya karena pandemi, kini menjadi salah satu tempat teraman di dunia.

Bahkan sehari sebelum peringatan satu tahun lockdown, kehidupan malam di Wuhan kembali meriah.

Warga berbondong-bondong merayakannya dengan pergi ke kelab malam

Salah seorang pengunjung kelab memuji Partai Komunis China karena berhasil memberantas pandemi. Sementara pengunjung lain mengaku bersyukur bahwa dirinya tidak pernah terjangkit virus mematikan itu sama sekali.

"Pemerintah China itu baik. Pemerintah China melakukan segalanya untuk rakyatnya, dan rakyatnya adalah (prioritas) tertinggi. Ini berbeda dengan negara asing," kata pengunjung klub bernama Chen Qiang.

Kota itu telah bangkit kembali dan ingin segera menata ulang kehidupan.

Jalan-jalan kembali ramai. Namun penggunaan masker tetap menghiasi pemandangan kota. Hal itu sebagai pengingat bahwa protokol kesehatan ketat masih diterapkan di sebagian besar negara, menyusul kekhawatiran meningkatnya sejumlah infeksi lokal.

Hingga saat ini, tidak ada kasus baru Covid-19 yang dilaporkan di Wuhan. Secara keseluruhan, total kasus covid-19 di China mencapai 88.804 dengan 4.635 kematian. Sementara 82.495 dinyatakan sembuh