Pertamina Akan Bangun Pelabuhan Khusus Minyak Bumi Berkapasitas 50.000 DWT di Sorong

Oleh : Hariyanto | Jumat, 22 Januari 2021 - 15:36 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta – Guna meningkatkan pasokan energi di kawasan timur Indonesia, Pertamina melalui subholding Refining & Petrochemical, PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) akan membangun sejumlah fasilitas yang dapat membuka serta memperluas akses bagi masuknya produk minyak mentah dari luar daerah ke Refinery Unit (RU) VII Kasim, Kabupaten Sorong, Papua Barat. 

Fasilitas yang akan dibangun adalah jetty (pelabuhan khusus minyak bumi) dengan kapasitas 50.000 DWT (deadweight tonnage/tonase bobot mati) yang memungkinkan kapal berkapasitas 200.000–250.000 barel minyak mentah dapat bersandar.

Selain itu, KPI juga akan membangun 4 buah tangki berkapasitas masing-masing 110.000 barel sehingga ketahanan pasokan RU VII dapat meningkat menjadi 40 hari.  

Dengan kapasitas produksi sebesar 10.000 barrel per stream day (BPSD) per hari, kilang RU VII Kasim menghasilkan produk Premium, Biosolar B-30, dan Marine Fuel oil (MFO).

Sebagai satu-satunya kilang di wilayah Indonesia timur, Kilang RU VII Kasim menjadi andalan masyarakat dalam memastikan ketersediaan bahan bakar minyak (BBM) di wilayah Sorong Raya, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat.

Namun, pemenuhan kebutuhan BBM oleh kilang RU VII Kasim di wilayah tersebut saat ini masih sangat rendah, yaitu 10–20%, sedangkan kekurangannya disupply dari kilang RU V Balikpapan. Di samping itu, berkurangnya pasokan minyak mentah dari produsen makin menurunkan kapasitas pengolahan kilang (turn down capacity) menjadi 6000 BPSD saja.

Corporate Secretary KPI Ifki Sukarya menjelaskan, proyek bertajuk Open Access Pembangunan Jetty III dan Tanki Timbun ini ditargetkan tidak hanya akan mengembalikan kapasitas desain kilang RU VII, tetapi juga dalam jangka panjang berpotensi dapat meningkatkan kapasitas hingga 50.000 BPSD. 

“Dengan kapasitas sebesar itu, kilang RU VII akan bisa memenuhi 100% kebutuhan BBM di kawasan timur Indonesia. Proyek ini diharapkan akan menjadi barometer pembangunan energi di kawasan Terdepan, Tertinggal, Terluar (3T). Masyarakat pun bisa mendapatkan multiplier effect dari pengembangan kilang RU VII ini,” terang Ifki dalam keteranganya yang dikutip INDUSTRY.co.id, Jumat (22/1/2021).

Ifki melanjutkan, EPC (Engineering, Procurement, Construction) proyek Open Access dikerjakan secara sinergis dan kolaboratif oleh konsorsium PT Hutama Karya  (Persero) [HK]-PT Gerbang Sarana Baja sebagai kontraktor EPC serta PT Inti Karya Persada Tehnik sebagai konsultan manajemen proyek. 

“Sebelum pekerjaan pembangunan dimulai, sosialisasi kepada pemangku kepentingan utama telah dilakukan oleh tim manajemen dari kontraktor EPC dan RU VII sejak 12 Januari 2021. Dalam sosialisasi dijelaskan bahwa pada hakikatnya proyek ini bertujuan untuk memberikan energi, ‘Energizing You’, kepada para pemangku kepentingan utama,” ujar Ifki.

Sosialisasi diawali dengan kunjungan ke Pemerintah Kabupaten Sorong, kemudian dilanjutkan ke Walikota Sorong. Jajaran TNI, Polri, Kejaksaan, Muspika Distrik Seget, masyarakat di 9 kampung di Distrik Seget, dan para tokoh masyarakat juga turut ditemui dalam kegiatan sosialisasi tersebut.