Kabar Gembira Buat Guru TK Hingga SMA! 2.800 Kuota PGP Dibuka, Begini Daftarnya...

Oleh : Candra Mata | Rabu, 20 Januari 2021 - 15:40 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan kembali membuka pendaftaran seleksi Guru Penggerak. 

Kuota yang tersedia bagi guru jenjang TK, SD, SMP dan SMA untuk mengikuti seleksi Pendidikan Guru Penggerak (PGP) adalah sebanyak 2.800 orang. 

Adapun daerah sasaran PGP untuk angkatan ketiga ini yaitu, 56 kabupaten/kota dari 25 provinsi yang tersebar di enam pulau besar di Indonesia.

Seleksi pertama akan dilaksanakan pada tanggal 18 Januari s.d. 15 Maret 2021. 

Pada tahap ini, peserta wajib mengisi biodata dan esai, mengunggah dokumen dan mengikuti tes bakat skolastik. 

Kemudian, pada tahap kedua yaitu tanggal 31 Mei s.d. 10 Juli 2021, akan dilakukan seleksi simulasi mengajar dan wawancara. 

Pengumuman hasil seleksi calon Guru Penggerak angkatan ketiga akan disampaikan pada 13 Agustus 2021 mendatang.

Ketua Kelompok Kerja (Pokja) Program Pendidikan Guru Penggerak, Kasiman menjelaskan bahwa Kemendikbud akan terus mencari dan menyeleksi guru-guru terbaik di seluruh tanah air. 

Pihaknya akan mencari guru-guru yang memiliki potensi dapat menggerakan ekosistem di sekolahnya untuk berkolaborasi dengan sekolah lain. 

“(Kami akan) menyeleksi guru-guru yang mau bergerak tanpa disuruh, dan (mereka) bergerak selalu berpihak kepada murid,” tutur Kasiman dalam keterangannya dilansir redaksi Industry.co.id pada Rabu (20/1/2021).

Rencananya, untuk PGP angkatan 4 mendatang, seleksi akan mulai pada tanggal 1 Maret s.d. 8 Mei 2021. 

Adapun daerah yang akan menjadi target sasaran yaitu 160 kabupaten/kota yang mewakili pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Papua dan Maluku. 

Informasi pendaftaran PGP selengkapnya dapat diakses melalui laman Program Guru Penggerak yaitu https://sekolah.penggerak.kemdikbud.go.id/gurupenggerak/.

Untuk diketahui, guru-guru yang lolos seleksi akan mengikuti PGP menggunakan pendekatan andragogi dan blended learning (daring dan luring) selama sembilan bulan. 

Program tersebut dirancang untuk mendukung hasil belajar yang implementatif berbasis lapangan. Oleh karena itu, 70 persen kegiatan dilakukan dalam bentuk belajar di tempat kerja (on the job learning). 

Dengan demikian, guru yang menjadi peserta PGP tetap bertugas mengajar dan menggerakkan komunitas di sekolah.

“Kami mengimbau para guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, maupun praktisi pendidikan dapat bergabung ke dalam program Guru Penggerak ini,” tutup Kasiman.