Kenikmatan Menonton Bioskop Mulai Tergantikan Aplikasi OTT

Oleh : Amazon Dalimunthe | Jumat, 15 Januari 2021 - 09:40 WIB

INDUSTRY.co.id - JAKARTA,--  Salah satu sektor yang mengalami situasi terburuk akibat merebaknya Pandemi Corona Virus Disaese (Covid-19) adalah dunia film. Banyak film yang di produksi tidak bisa meraih jumlah penonton yang diharapkan akibat pembatasan sosial di bioskop. Dan kini banyak yang mencoba beralih menonton melalui apilkasi OTT (over the top). 

Meski demikian, bagi sebagian besar anggota masyarakat sensasi menonton di bioskop tak tergantikan. OTT memang memiliki  banyak kemudahan, antara lain, pengguna dapat memilih apa saja, kapan saja, dan perangkat mana saja untuk menonton. Namun pergi menonton ke bioskop adalah bagian dari ritual hiburan masyarakat. 

Persoalan apakah bioskop bisa bertahan atau bakal digantikan oleh OTT mengemuka dalam webinar bertajuk ‘2021, Bioskop atau OTT Apps?’ yang digelar Direktorat Perfilman, Musik dan Media Baru, Ditjen Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI kerjasama dengan Demi Film Indonesia (DFI) pada Kamis (14/01/2021).

Ahmad Mahendra, Direktur Perfilman, Musik dan Media Baru, yang membuka webinar tersebut tetap memberi semangat bagi para pelaku perfilman untuk tetap kreatif di tengah Pandemi Covid-19, baik lewat bioskop maupun OTT. “Kemendikbud melalui Direktorat Perfilman Musik dan Media Baru menyemangati pelaku film untuk tetap berkarya film, “ tegasnya.

Berdasarkan data yang dimiliki  Yan Widjaya, jurnalis senior dan pengamat film, menyampaikan, sejak bioskop dibuka dari masa pandemi ini baru 7 judul film yang berhasil tayang di Bioskop. “Salah satunya, film produksi MD Picture berjudul ‘Asih 2’ yang tayang 24 December 2020. Sayangnya, perolehan penontonnya 194.894, yang tentu sangat jauh berbeda dengan film sebelumnya: ‘Asih’ yang tayang 11 October 2018 dengan raihan 1.714.798 penonton, “ ungkap Yan Widjaya.

Tak hanya film Indonesia, lanjut  Yan, film Hollywood ‘Wonder Woman 1984’ juga jeblok tayang di bioskop. “Film yang dibintangi Gal Gadot itu juga jauh dari apa yang diharapkan. Ini menunjukkan bahwa dampak pandemi di industri film tidak hanya menimpa Indonesia tapi juga dunia, " katanya.  

Sementara itu Wina Armada yang juga  seorang kritikus film  membeberkan, dalam 5 Tahun terakhir rentang waktu 2015 – 2019, rata-rata penonton bioskop per tahun mencapai angka 40 juta penonton dan menghasilkan 12 Triliun dari penjualan tiket. “Tahun 2020 mengalami penurunan signifikan bahkan tak sedikit para pekerja seni merugi dan PHK terjadi disana sini. OTT adalah layanan konten Film yang merupakan kanal untuk menonton film Bioskop. Harapannya OTT ini akan banyak diminati mengingat kondisi seperti sekarang ini, “ paparnya.

Ketua umum persatuan perusahaan film Indonesia ( PPFI) Deddy Mizwar menegaskan, bahwa bioskop tak akan dapat tergantikan meskipun OTT ini banyak memberi kemudahan. “Tak akan sama sensasi menonton di bioskop dibanding dengan menonton OTT di laptop ataupun handphone, “ ucapnya mantap.

Meski demikian , lanjutnya, OTT adalah salah satu sarana untuk mengenalkan film Indonesia ke mata dunia. “Hal ini tentu harus kita sambut dan gunakan dengan sebaik-baiknya. Jangan dimusuhi tetapi kita rangkul." Katanya. (AMZ)