Waspada Fenomena Munculnya Aliran Dengan Namamology

Oleh : Hariyanto | Minggu, 10 Januari 2021 - 13:57 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - Hingga 29 Desember 2020, jumlah investor yang terefleksi dari single investor identification (SID) tercatat sebanyak 3,87 juta. Jumlah itu naik 56 persen dari posisi akhir 2019 lalu. Kemudian, dari jumlah itu, investor saham juga naik sebesar 53 persen menjadi sejumlah 1,68 juta SID

Investor Trader Saham Pemula yang baru ikut tertarik masuk ke dunia saham tentu secara logika ingin menikmati keuntungan besar dan cepat karena saham dianggap sebagai main saham bukan bisnis saham.

Perspektif main saham & pertumbuhan jumlah investor yang besar ini menjadikan pihak tertentu memanfaatkan peluang dari terbentuknya perspektif bahwa aliran aliran Namamology tersebut wajib diikuti karena terbukti sukses mendatangkan profit keuntungan besar.

Berikut adalah Tanda-Tanda bahwa anda investor trader pemula perlu waspada:

Pertama, Influencer berulang kali memamerkan keuntungan besar dalam bentuk rupiah dalam waktu singkat, Perlu diketahui bahwa Saham adalah instrumen beresiko tinggi dan cenderung jangka panjang yang pergerakan naik turun tergolong cepat

Kedua, Tidak dijelaskannya Margin Of Safety, Margin Of Safety selisih antara nilai intrinsik suatu saham dengan harga jual saat ini. Seringkali informasi hanya berupa potensi profit besar namun tidak masuk akal dicapai dalam waktu singkat & cepat oleh trader investor saham pemula karena pasti ada suspensi maupun UMA (Unusual Market Activity)

Ketiga, Menciptakan FOMO alias Fear of missing out, rasa takut dan cemas akan ketinggalan berita atau hal-hal terbaru yang terjadi. Informasi rekomendasi beli saham diumumkan pada media sosial dengan jumlah pengikut besar agar tercipta FOMO atau pemikiran bahwa bila saya tidak segera beli saham tersebut sekarang maka diluar sana banyak ratusan ribu follower akan lebih dulu membeli & menikmati profit.

Kempat adalah menarik jumlah anggota trader investor saham pemula melalui endorse di media sosial. Tak jarang, kolaborasi dibutuhkan agar paparan informasi lebih mudah tersampaikan. Karena sekecil apapun volume akan bermanfaat bagi mereka untuk Dump saham tersebut.

Terakhir adalah Memiliki wadah grup khusus komunikasi dua arah yang digunakan mengkoordinasikan anggota untuk membeli (Perhatikan komposisi pembelajaran dan percakapan wadah grup tersebut). Ada grup berbayar dan Grup Gratis, sudah dapat dipastikan bahwa grup gratis tidak mendapat informasi secepat dan seakurat dari grup berbayar tersebut.

"Kami Founder melihat permasalahan ini sebelum terbentuknya startup platform emiten.com, dimana tidak semua orang dapat mengakses grup berbayar yang nilainya fantastis, setelah bayar pun mereka masih kemungkinan dijadikan sasaran DUMP apalagi yang tidak bayar," kata Denny Huang, CEO & Founder emiten.com, Minggu (10/1/2021).

"Oleh karena itu waspada bila terdapat grup gratis dan grup berbayar. Dan bila terdapat edukasipun maka para pemula juga beresiko terkotak kotak dengan 1 aliran trading investing tertentu," tambah Denny Huang.

Banyak sekali faktor yang perlu diperhatikan dalam beli jual saham terlepas Day trading hingga investing sekalipun.  Misalnya Faktor faktor seperti Valuasi mulai dari PBV PER PCFR PSR DER EPS NPM, Perpajakan, Sentimen Induk atau Affiliasi perusahaan, Aksi korporasi right issue, Trend Bisnis 1-2 tahun kedepan, GCG Grup Perusahaan Tersebut,

Rapat THE FED atau OPEC, Laporan dari BPS, Pattern Indikator Daily Weekly Monthly bahkan GAP/Candle serta tidak lupa untuk melihat makro global serta Selalu pentingnya mengingat trailingstop, money management dan stoploss.