Panca Mitra Multiperdana Bangun Pabrik Baru Bernilai Rp75 Miliar di Situbondo

Oleh : Abraham Sihombing | Kamis, 07 Januari 2021 - 15:36 WIB

INDUSTRY.co.id - Jakarta - PT Panca Mitra Multiperdana Tbk (PMMP), emiten Bursa Efek Indonesia (BEI) yang bergerak di sektor pengolahan udang, membangun pabrik ke-8 di Situbondo, Jawa Timur, dengan nilai investasi Rp75 miliar. Dana investasi tersebut berasal dari dana yang diperoleh perseroan melalui mekanisme Penawaran Umum Perdana Saham (PUPS).

Pembangunan pabrik tersebut merupakan upaya manajemen perseroan dalam pengembangan usaha saat ini. Sebelumnya, perseroan telah memiliki dan mengoperasikan tujuh pabrik pengolahan udang.

“Ini dilakukan manajemen perseroan dalam rangka mengubah fokus produk, dari produk commodity menjadi produk bernilai tambah (value added) yang sejalan dengan strategi usaha perseroan untuk meningkatkan profitabilitas perseroan ,” ungkap Martinus Soesilo, Presiden Direktur PMMP, dalam siaran pers di Jawa Timur, Kamis (07/01/2021).

Martinus mengemukakan, peningkatan profitabiltas tersebut perlu dilakukan guna mengantisipasi peningkatan permintaan atas produk-produk value added tersebut di Amerika Serikat dan Jepang yang merupakan pasar utama perseroan selama ini.

“Pembangunan pabrik ke-8 kami telah dimulai hari ini, 7 Januari 2021. Pembangunannya ditargetkan selesai dan dapat beroperasi pada Juli 2021. Pengoperasian pabrik ke-8 di Situbondo ini diharapkan dapat meningkatkan volume penjualan dan menambah varian produk value added yang kami pasarkan,” jelas Martinus.

Martinus menuturkan, pabrik yang baru dibangun ini akan fokus pada kegiatan produksi berbagai produk value added yang sejalan dengan usaha perseroan untuk meningkatkan porsi penjualan produk-produk value added. Pasalnya, potensi pasar untuk berbagai produk value added di pasar dunia saat ini masih sangat besar, sedangkan pasokannya masih sedikit.

Sementara itu, kegiatan usaha dan penjualan ekspor PMMP hingga kini tidak terganggu kendati terjadi pandemi Covid-19. Itu karena perseroan berfokus pada pasar ekspor yang memang tidak terdampak efek pandemi tersebut.

Selain itu, berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020, industri ekspor dan kebutuhan pangan juga dikecualikan dari Pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Demikian pula dengan lokasi produksi perseroan di Situbondo, Jawa Timur, yang juga tidak terdampak PSBB ketat yang baru saja diumumkan oleh Pemerintah Pusat kemarin (Rabu, 6 Januari 2021).

Ketika menjelaskan kinerja perseroan perusahaan pada 2020, Martinus menuturkan, volume dan total penjualan perseroan diperkirakan tumbuh 18 persen dibanding tahun sebelumnya berkat peningkatan permintaan di pasar ritel Amerika Serikat. Martinus berharap kepastian angka pertumbuhan volume dan nilai penjualan tersebut dapat diperoleh publik setelah laporan keuangan 2020 perseroan selesai diaudit.

“Sedangkan pada 2021, volume penjualan kami ditargetkan mencapai 20.000 ton dengan peningkatan nilai penjualan yang diperkirakan sebesar 12 persen menjadi sekitar US$190 juta,” pungkas Martinus. (Abraham Sihombing)